Darmin Sambangi Parlemen Uni Eropa, Bahas soal Diskriminasi Sawit RI

0
Darmin Nasution, Menteri Perekonomian Foto: Garin Gustavian/kumparan

Pelita.Online– Pemerintah terus menggencarkan lobi terhadap Parlemen Uni Eropa terkait larangan penggunaan Crude Palm Oil (CPO) untuk campuran bahan bakar di sana. Langkah tersebut dilakukan pemerintah agar tak mematikan industri kelapa sawit Tanah Air.

Seperti yang dilakukan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, bersama sejumlah negara produsen sawit dalam Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) yang berkunjung ke Brussels, Belgia, hari ini hingga Selasa (9/4).

Kunjungan tersebut merupakan respons Indonesia atas kebijakan diskriminatif Uni Eropa (UE) yang mengklasifikasikan produk kelapa sawit sebagai komoditas bahan bakar nabati yang tidak berkelanjutan dan berisiko tinggi atau Indirect Land Use Change (ILUC).

Kebijakan tersebut diadopsi dalam regulasi turunan (Delegated Act) dari Renewable Energy Directive II (RED II). Darmin mengatakan, joint mission tersebut menyampaikan kekecewaan dan melawan Delegated Act yang diadopsi Komisi Eropa pada 13 Maret 2019.

Berdasarkan keterangan resminya, Senin (8/4), selama kunjungan dua hari tersebut para delegasi akan melakukan pertemuan dengan Komisi, Parlemen dan Dewan Eropa, serta berbagai stakeholder yang terlibat dalam rantai pasok industri kelapa sawit di pasar UE.

Sebelumnya, pemerintah telah mengeluarkan sepuluh poin terhadap sikap diskriminatif UE. Tidak hanya itu, pemerintah juga menggandeng dunia usaha asal UE melalui pertemuan dengan International Chamber of Commerce & European Union MNCs di Kementerian Luar Negeri pada 20 Maret 2019.

Dalam pertemuan itu, Darmin menegaskan hubungan baik antara Indonesia dan UE yang sudah terjalin sejak lama, terutama dalam bidang ekonomi, yang seharusnya tetap dapat dibina dengan baik.

Anggota DELRI yang turut serta dalam lawatan ini antara lain Staf Khusus Kementerian Luar Negeri Peter F Gontha, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian Musdhalifah Mahmud.

Selain itu juga ada Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Rizal Affandi Lukman, Direktur Pengamanan Perdagangan Kementerian Perdagangan Pradnyawati, dan perwakilan-perwakilan asosiasi kelapa sawit nasional.

Adapun delegasi Malaysia dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Industri Utama (MPI) Malaysia Dato’ Dr. Tan Yew Chong, sementara Duta Besar Kolombia di Brussel Felipe Garcia Echeverri memimpin delegasi Kolombia.

Kumparan.com

LEAVE A REPLY