Dianggap Kontroversial, Kartu Prakerja Diusulkan Diubah untuk Modal Usaha

0

Pelita.online

Pemerintah diminta untuk mengkaji ulang implementasi program kartu prakerja. Fasilitas pelatihan kerja dinilai kontroversial.

Anggota Komisi VI DPR RI, Deddy Yevri Sitorus, mengatakan distribusi kebijakan tersebut sebaiknya diubah menjadi bantuan langsung untuk menekan dampak ekonomi akibat krisis corona agar tidak semakin meluas.

“Menurut saya, program kartu prakerja diubah saja jadi bantuan langsung usaha atau padat karya. Jadi belajarnya langsung dengan usaha mandiri, bukan sekadar kursus online. Saat ini mereka lebih butuh dana untuk menggerakkan, create ekonomi, untuk menghidupkan usaha rakyat,” kata Deddy, Senin (20/4/2020).

Menurut Deddy, masyarakat akan mendapat manfaat lebih besar jika menerima anggaran langsung setelah mendaftar dan terverifikasi sebagai pendaftar Kartu Prakerja. Dan jika itu terjadi, masyarakat bisa segera memanfaatkan bantuan dari program senilai Rp20 triliun tersebut untuk memulai usaha padat karya dan menggeliatkan perekonomian.

Politikus PDI Perjuangan ini khawatir, manfaat program Kartu Prakerja tidak efektif karena pendaftar harus mengikuti pelatihan berbayar atau kursus online bertarif jutaan rupiah. Di tambah lagi, program yang ditawarkan dalam pelatihan tersebut belum tentu sesuai dengan kebutuhan daam kondisi pandemi seperti saat ini.

“Kalau uang itu langsung ke pendaftar, maka ekonomi bisa bergerak dan mereka terbantu. Uang tidak masuk ke kantong pemilik aplikasi,” ujar Deddy.

Dampak ekonomi akibat krisis covid-19, sambungnya, sudah dirasakan masyarakat. Dalam kondisi sekarang ini, maka harus ada kebijakan khusus untuk meredam agar dampak tidak semakin meluas. “Anggap saja dana Kartu Prakerja itu seperti dana bergulir, koperasi simpan pinjam misalnya. lebih bermanfaat untuk 5,9 juta orang yang sudah mendaftar,” kata Deddy.

Dengan begitu, geliat ekonomi tercipta karena uangnya tidak masuk ke pemain start up saja. Menurutnya, pendistribusian bantuan untuk modal usaha rakyat itu dapat dilakukan bertahap per dua juta pendaftar terverifikasi.

“Banyak usaha bisa dibuat masyarakat penerima bantuan itu, membuat ramuan rempah, vitamin, jual hasil produksi tani langsung konsumen, dan lainnya,” kata Deddy.

 

Sumber : iNews.id

LEAVE A REPLY