Dijuluki Pembawa Berita Kematian, Ini Reaksi Achmad Yurianto

0

Pelita.online -Acara peluncuran buku anggota Komisi IX DPR Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay yang berjudul “Menghadang Corona: Advokasi Publik Di Masa Pandemik”, Jumat (10/7/2020) menghadirkan Juru bicara pemerintah untuk penanganan covid-19, Achmad Yurianto sebagai pembicara. Dalam acara itu Yuri mengatakan dirinya kerap dijuluki pembawa berita kematian.

Dia menyebut julukan itu diberikan kepadanya karena setiap hari menyampaikan perkembangan data covid-19 di Tanah Air. Mulai dari perkembangan kasus positif hingga pasien covid-19 yang meninggal dunia.

Pria kelahiran Malang tahun 1962 itu selalu membagi waktu 15 menit di setiap konferensi pers perkembangan Covid-19 dengan 10 menit edukasi dan lima menit terakhir pengumumkan data-data kasus terbaru. Namun pernyataan yang selalu ditunggu publik darinya hanya potongan lima menit terakhir saja sehingga ia dijuluki sebagai pembawa berita kematian.

“Yang selalu dilihat pada potongan lima menit terakhir bahwa Achmad Yurianto adalah pembawa berita kematian,” ucap Yuri disambut tawa orang-orang yang hadir dalam acara tersebut di Ruang Rapat Fraksi PAN, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan itu pun mencari cara agar masyarakat tak terlalu fokus pada data-data saja dengan menyelipkan edukasi. Hal itu menurutnya juga berfungsi meningkatkan optimistis di tengah masyarakat dalam menghadapi covid-19.

“Kami sejak awal optimistis, masyarakat sejak awal diminta optimistis, bukan pesimistis. Ini yang sulit karena kami posisi sebagai juru bicara akhirnya harus menjawab masyarakat. Apa sih yang dibutuhkan masyarakat apakah informasi, bukan apa yang saya umumkan dengan data yang saya miliki,” kata Yuri.

Karena itu, Yuri berterima kasih karena kerap dijuluki sebagai pembawa berita kematian. Dia menyebut keadaan mulai berubah saat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menunjuk dr Reisa Broto Asmoro sebagai rekannya di setiap konferensi pers perkembangan data covid-19.

“Begitu Kominfo menunjuk dokter Reisa yang memberikan informasi baru, pandangan masyarakat berubah bahwa covid-19 tidak menakutkan lagi. Tidak menakutkan lagi pokoknya, yang baca covid-19 maksudnya,” ujar Yuri yang memancing tawa lagi.

Yuri menegaskan, penyampaian data menjadi salah satu masalah yang dihadapi dalam penanganan pandemic covid-19 yang berhasil dibahas oleh buku karya Saleh Daulay. Menurutnya buku tersebut sangat komprehensif melihat pandemi covid-19 di Tanah Air.

“Dan celah-celah yang ada termuat di buku ini sebagai pengisi. Buku ini sangat komprehensif, kita bisa melihat oh ini problemnya,” ujar Yuri.

 

Sumber : viva.co.id

LEAVE A REPLY