Ditempel di Miliaran Barang, Ternyata Begini Sejarah Awal Mula Barcode

0

pelita.online – Lebih dari 6 miliar barcode dipindai setiap hari. Mulai dari buku yang kita beli, makanan dan minuman, hingga paket yang sampai di depan pintu rumah kita.

Barcode dapat berfungsi sebagai cara untuk mengotomatiskan inventaris dan pembayaran di industri grosir. Kode batang tersebut telah menjadi bagian yang diterima dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga sulit membayangkan bagaimana jika wujudnya berbeda.

Lantas, seperti apa sih sejarah barcode di dunia ini? Mengutip CNN Style, Jordan Frith, seorang professor di Clemson University melakukan penelian terhadap sejarah barcode.

Sejarah barcode dimulai pada tahun 1949, ketika Joseph Woodland dan Bernard Silver mengajukan paten untuk barcode pertama. Paten tersebut menjelaskan struktur dasar penggunaan pasangan garis untuk mewakili angka yang masih digunakan dalam teknologi barcode lebih dari 70 tahun kemudian.

Namun, apa yang tidak dicantumkan dalam paten mereka adalah apa pun yang dikenali kebanyakan orang saat ini sebagai barcode. Faktanya, barcode pertama tidak mencantumkan garis vertikal sama sekali. Sebaliknya, ia menggunakan serangkaian lingkaran konsentris dalam bentuk tepat sasaran.

Woodland dan Silver awalnya berjuang untuk membuat perusahaan tertarik dengan penemuan mereka. Namun nasib barcode mulai berubah pada tahun 1960, ketika insinyur dan fisikawan Theodore H. Maiman membangun laser pertama yang berfungsi, yang memungkinkan untuk memecahkan kode pola garis barcode dengan cepat.

Tidak lama kemudian, pada tahun 1967, industri kereta api menerapkan Kartrak yang merupakan sistem barcode resmi pertama di dunia. Barcode Kartrak dikembangkan untuk secara otomatis mengidentifikasi gerbong kereta saat melewati pemindai, namun barcode tersebut menggunakan desain garis dengan berbagai warna yang lebih mirip karya seni modern daripada barcode yang kita gunakan saat ini.

Namun Kartrak mengalami kesulitan sejak awal. Sistemnya tidak seakurat yang diharapkan orang dan berhenti digunakan pada tahun 1970an.

Sekitar waktu yang sama Kartrak diluncurkan, industri grosir mulai mengadopsi penggunaan barcode yang kita kenal sekarang. Pada akhir tahun 1960-an, toko-toko memulai proyek percontohan barcode yang menggunakan berbagai jenis simbol barcode.

Salah satu simbolnya adalah barcode bull’s-eye asli, yang pada saat itu dimiliki oleh RCA (karena telah membeli hak paten). Namun toko lain menggunakan simbol yang dikembangkan oleh perusahaan lain. Misalnya, sebuah perusahaan bernama Carecogn telah mengembangkan simbol berbentuk matahari, perusahaan Litton menciptakan simbol kipas. Industri grosir segera menyadari bahwa periode eksperimen ini tidak akan bertahan lama.

Industri menyadari bahwa barcode dapat berfungsi sebagai cara untuk mengotomatiskan inventaris dan pembayaran hanya jika semua penggunanya setuju untuk menggunakan simbol yang sama. Jika tidak, sistem ini akan menjadi terlalu rumit dan mahal.

Jadi pada tahun 1971, industri bahan makanan membentuk sebuah komite yang bertugas mengembangkan standar data industri dan memilih simbol yang akan disetujui oleh toko-toko.

Standar data yang dikembangkan komite, yakni Kode Produk Universal, dirancang untuk bekerja dengan berbagai jenis simbol barcode. Komite kemudian harus memilih simbolnya.

Mereka meminta lamaran dari berbagai perusahaan dan mempersempit kelompok menjadi tujuh finalis. Saat itulah drama sebenarnya dimulai.

Pengajuan RCA adalah pemimpin awal di antara tujuh finalis. Pesaing utama RCA adalah simbol IBM ditemukan pada awal tahun 1970an oleh George Laurier.

Antara tahun 1971 dan 1973, panitia menguji tujuh finalis secara ekstensif, mendengarkan masukan dari masing-masing perusahaan dan bertemu beberapa kali untuk mendiskusikan langkah ke depan. Sepanjang proses tersebut, RCA dan IBM tetap menjadi yang terdepan, dan dalam sebuah ironi, Joseph Woodland, si “bapak barcode” dan penemu simbol bull’s eye, menganjurkan simbol IBM atas penemuannya sendiri

Menyadari simbol mereka mungkin tidak dipilih, RCA mulai menekan panitia dan mengancam akan keluar dari industri barcode jika sasaran mereka tidak dipilih sebagai standar.

Batas waktu panitia untuk memilih simbol adalah bulan Maret 1973, dan keputusan sudah diambil. Dalam pertemuan terakhirnya, komite memilih simbol IBM.

Simbol IBM menjadi standar industri, dan barcode Kode Produk Universal yang pertama dipindai di sebuah toko kelontong di Troy, Ohio, pada tanggal 26 Juni 1974. Yang cukup mengagumkan, simbol IBM yang dipilih panitia masih tetap berlaku hampir 50 tahun kemudian.

Barcode yang Anda pindai di toko kelontong pada dasarnya adalah barcode yang sama dengan yang pernah dipindai oleh seseorang pada tahun 1970an.

sumber : cnbcindonesia.com

LEAVE A REPLY