Dokter Bertarif ’10 Ribu’ Mangku Sitepoe Awalnya Adalah Dokter Hewan

0

Pelita.online – Inspirasi akhir pekan ini datang dari Mangku Sitepoe. Dokter Mangku, panggilan akrabnya, merupakan dokter yang saat ini masih aktif memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Ia rela dibayar hanya Rp 10 ribu.

Kakek berusia 84 tahun ini kerap kali disebut sebagai dokter berprofesi ganda. Sebelum menjadi ‘dokter manusia’, dokter Mangku memulai kariernya sebagai dokter hewan terlebih dahulu.

“Mula-mula dari dokter hewan karena dari kecil suka sama hewan. Saya pelihara ayam, babi, dan anjing. Saya senang dengan hewan. Akhirnya saya masuk Fakultas Kedokteran Jurusan Kedokteran Hewan di Universitas Gadjah Mada,” cerita dokter bernama lengkap Mangku Sitepoe ini.

Setelah lulus di tahun 1963, Mangku ditugaskan oleh Menteri Pertanian di Kabupaten Langkat, tempat asalnya. Karena di sana hanya terdapat satu orang dokter, maka banyak orang yang menemui dokter Mangku untuk berobat.

“Saya bilang saya dokter hewan, bukan dokter umum. Tapi mereka bilang udah gapapa obati ajalah,” kenang dokter Mangku.

Saya senang dengan hewan. Akhirnya saya masuk Fakultas Kedokteran Jurusan Kedokteran Hewan di Universitas Gadjah MadaMangku Sitepoe – Dokter ’10 Ribu’

Dokter Mangku mengatakan bahwa pada prinsipnya obat manusia itu sebenarnya sama dengan obat hewan. Semua obat manusia sebelum dipergunakan harus diuji terlebih dahulu pada hewan, jadi tidak ada beda. Yang membedakan hanyalah dosisnya.

“Jadi berprinsip pada ini saya kasih aja obat ke mereka. Sembuh semua mereka. Sehingga akhirnya semua pada datang dari kampung lain juga untuk berobat,” ceritanya.

Pada akhirnya Mangku Sitepoe mengamil sekolah kedokteran agar menjadi 'dokte manusia'.Pada akhirnya Mangku Sitepoe mengamil sekolah kedokteran agar menjadi ‘dokte manusia’. Foto: Rengga Sancaya/detikHealth

Dari situlah akhirnya dokter Mangku memiliki keinginan melanjutkan studi menjadi dokter umum. Pada tahun 1967 di usianya yang 32 tahun, dokter Mangku melanjutkan studi kedokteran di Universitas Sumatera Utara (USU). Tahun 1978, ia menyelesaikan studi kedokteran dan menjadi seorang dokter hewan sekaligus manusia.

“Sekarang saya nggak cuma bisa bantu hewan tapi juga manusia, semua makhluk hidup. Saya bangga, senang, puas kalau sudah menyembuhkan makhluk hidup,” pungkasnya.

Melayani sesama telah menjadi panggilan hidupnya.Melayani sesama telah menjadi panggilan hidupnya. Foto: Rengga Sancaya/detikHealth

Dokter Mangku kini masih berbakti melayani pasiennya selama 5 hari dalam seminggu. Setiap Rabu dan Sabtu, dokter Mangku memberikan pelayanan kesehatan di Klinik Pratama Bhakti Sosial Kesehatan Santo Tarsisius di Kebayoran Lama. Sedangkan setiap Kamis, Jumat, dan Minggu gantian ia bertugas di Klinik Pratama Bhakti Sosial Kesehatan Santo Yohanes Penginjil di Kebayoran Baru.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY