Eksotisme Svarga Bumi, Sawah Modern yang Ramai Dikunjungi Wisatawan

0

Pelita.online – Svarga Bumi, hamparan sawah kini menjadi destinasi wisata unggulan di Magelang, Jawa Tengah. Sejak dibuka pada 8 Agustus 2020 lalu, Svarga Bumi menjadi sawah yang ramai dikunjungi wisatawan dan viral di media sosial.

Hadirnya obyek wisata Svarga Bumi membuktikan bahwa sawah tak hanya identik dengan petani dengan pakaian lusuh penuh lumpur yang sehari-hari berjibaku menanam padi dan tanaman lainnya sehari-hari.

Dan, Svarga Bumi dalam perjalanan waktu kini selalu ramai oleh wisatawan. Mulai artis, pejabat hingga kalangan millenial, semuanya ramai-ramai berkunjung ke lokasi itu.

Konsep wisata alam yang diusung di Svarga Bumi sangat menarik. Di tengah-tengah sawah, dibuat banyak spot foto yang instagramable. Selain itu, lokasinya yang hanya 300 meter dari Candi Borobudur, membuat lokasi itu begitu eksotis. Orang bisa berfoto dengan background persawahan juga Candi Borobudur.

Selain bisa berfoto ria, para pengunjung juga bisa melihat aktivitas petani yang sibuk menggarap sawahnya setiap hari. Seperti tidak terusik dengan ramainya pengunjung, para petani itu tetap santai menggarap sawahnya.

“Tema Svarga Bumi adalah pelestarian alam dengan nilai tambah. Jadi, kami tetap mempertahankan sawah sebagai tempat bercocok tanam, dan memberikan nilai tambah dengan mendatangkan wisatawan,” terang penggagas Svarga Bumi, Putranto Cahyono (46) saat ditemui di lokasi, Minggu (30/8/2020).

Pungky, sapaan akrab Putranto menjelaskan, destinasi wisata itu ia konsep sejak Juli 2019 lalu. Karena tak ingin hanya Borobodur yang menjadi jujugan wisatawan, ia memutar otak dengan mengembangkan destinasi baru. Dengan tetap mempertahankan Candi Borobudur sebagai icon, ia menyulap sawah yang biasanya hanya untuk bercocok tanam menjadi destinasi wisata unggulan.

“Sawah-sawah ini masih 100 persen milik petani, jadi kami menyewa sawah ini kepada mereka. Tapi, mereka tetap bisa menggarap sawahnya, bahkan kami suplai keperluan mereka, mulai air, pupuk hingga bibit bagi petani untuk terus menanam di sini. Saat panen, kami tidak meminta sedikitpun hasilnya,” jelasnya.

Dengan kerjasama itu, para petani tidak dirugikan dengan aktivitas destinasi wisata yang ada di sana. Justru, mereka menjadi lebih produktif, karena pengairan, bibit serta pupuk disuplay oleh pengelola.

 

Sumber : Sindonews.com

LEAVE A REPLY