Emil Buat Perwal Catering Pemkot tak Boleh ke Perusahaan

0
Ridwan Kamil./ Sumber foto : Lensa Remaja

BANDUNG, Pelita.Online – Daya beli masyarakat Kota Bandung hingga saat ini dinilai harus digenjot. Karena, gap antara masyarakat yang kaya dan miskin di Kota Bandung masih tinggi. Menurut Wali Kota Bandung, M Ridwan Kamil, gap ekonomi di Kota Bandung terjadi karena masyarakat ekonomi atas lebih cepat mengambil kesempatan dari pada ekonomi bawah.

Oleh karena itu, menurut Ridwan Kamil, Pemkot Bandung melakukan berbagai upaya untuk mengurangi gap ekonomi tersebut. Salah satu bentuk kebijakan yang dibuat Pemkot Bandung adalah membuat Peraturan Wali Kota, yang mengharuskan semua organisasi perangkat daerah (OPD) membelanjakan anggaran makan minumnya ke usaha yang ada di masyarakat.

“Jadi, cateringnya ga boleh ke perusahaan lagi. Misalnya, beli krupuk dari kampung A, beli ikan asin dari kampung B dan lain-lain,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan, Selasa (16/5).

Emil berharap, dengan aturan inj maka dana APBD Kota Bandung bisa dirasakan oleh masyarakat yang ada perkampungan miskin. Konsep yang dibuat untuk menggenjot daya beli masyarakat ini, disebut dengan post capitalism. Intinya, mendistribusikan kegiatan ekonomi tapi ke warga sehingga perekonomian bisa tersebar.

“Upaya lain yang akan kami lakukan adalah membuat home stay agar uang dari industri pariwisata di Kota Bandung Rp 6 triliun perputaran uangnya  bisa menetes ke warga Bandung,” katanya.

Konsep post capitalism, kata Emil adalah menyejahterakan warga dengan menghimpun potensi mereka. Emil yakin, lama-lama post kapitalism ini bisa melawan ekonomi yang tersentralistik. “Ini strategi, harus di dukung gerakan akademisinya juga,” katanya.

Terkait pembuatan home stay, kata Emil, saat ini masih dirumuskan konsepnya seperti apa. Namun, intinya akan memanfaatkan aset milik warga di sebuah kawasan.  “Salah satu kawasan yang akan kami buat home stay misalnya di Binong Jati, ada sentra rajutan nah rumah warga  bisa untuk nginep juga,” kata Emil seraya optimis dengan konsep ini dana APBD dan pariwisata bisa bergerak ke masyarakat yang bisa memanfaatkan aset yang tadinya nganggur jadi uang.

Republika.co.id

LEAVE A REPLY