Gali Inovasi dan Kreativitas Perajin, Kompetisi Tudung Saji Nusantara Digelar

0

Pelita.online – Kompetisi Tudung Saji Nusantara 2020 merupakan kompetisi yang diselenggarakan Kementerian Perindustrian bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan dan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) untuk melestarikan budaya bangsa dengan memperkenalkannya melalui kerajinan yang adiluhung serta menumbuhkan minat kaum muda milenial dalam rangka mendorong regenerasi perajin secara inovatif, kreatif dan ramah lingkungan.

“Selain itu, kompetisi ini mendukung Gerakan Nasional #BanggaBuatanIndonesia dalam rangka membangun minat masyarakat untuk membeli produk lokal, khususnya produk-produk kerajinan,” ungkap Direktur Jenderal IKMA, Gati Wibawaningsih, melalui webinar di Jakarta, Jumat (11/12/20).

Kompetisi ini dilatarbelakangi kondisi di era adaptasi kebiasaan baru dimana banyak masyarakat melakukan sebagian besar kegiatannya dari rumahnya masing masing, terutama masyarakat yang hidup di kota-kota besar di Indonesia. Kebiasaan yang baru ini nampaknya mendorong masyarakat kota untuk membuat rumahnya lebih nyaman dengan berbagai macam cara, salah satunya dekorasi interior yang dapat membuat suasana rumah semakin nyaman. Mulai dari melakukan peremajaan infrastruktur hingga perlengkapan rumah tangga seperti tudung saji yang dibuat selaras.

Tudung saji merupakan salah satu produk dari industri kerajinan. Jika dilihat nilai ekspor barang industri kerajinan pada periode Januari – September 2020 sebesar 435 juta US$ atau setara Rp 6,17 triliun. Nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 9,9% jika dibandingkan dengan nilai ekspor periode Januari – September 2019 sebesar 483 juta US$ atau setara Rp 6,71 triliun. Untuk itu diperlukan suatu langkah dari pemerintah untuk menggiatkan kembali perajin salah satunya melalui kompetisi.

“Para perajin harus ikut beradapatasi memaksimalkan potensi untuk improvisasi agar dapat terus berkreasi. Para perajin dituntut untuk terus berinovasi mengeluarkan ide, dan karya kreatif yang dapat memberikan pengaruh postif pada perkembangan industri kerajinan,” tambah Gati.

Wakil Ketua Harian I Dekranas, Loemongga Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, kegiatan kompetisi tudung saji sejalan dengan tujuan dibentuknya Dekranas yaitu mengembangkan kerajinan nasional, dengan menanamkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kerajinan bagi kehidupan sehari hari warga negara Indonesia serta melestarikan kebudayaan asli tanpa mengabaikan penggunaan penemuan dan teknologi baru dalam rangka mengembangkan identitas budaya bangsa kita.

Selain itu Dewan Kerajinan Nasional juga memperhatikan dan memperjuangkan kepentingan pengusaha kecil / perajin dan seniman dengan mendorong semangat kewirausahaan mereka salah satunya melalui kegiatan kompetisi tudung saji ini.

“Filosofi tudung saji adalah memohon perlindungan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Sehingga Tudung saji merepresentasikan perlindungan terhadap nilai-nilai budaya kita yang dituangkan dalam bentuk produk-produk kerajinan. Untuk itulah kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk apresiasi kepada para pengrajin Indonesia sebagai penjaga warisan budaya nenek moyang kita,” imbuh Loemongga.

Proses seleksi dari kompetisi ini dilakukan untuk memilih 30 karya dari total pendaftar sebanyak 168 orang. Dari 30 besar, akan diseleksi menjadi 10 besar dan penjurian tahap terakir untuk memperoleh 3 (tiga) besar peserta terbaik kompetisi ini.

“Tiga peserta terbaik kompetisi ini yaitu Muliani (Lombok Tengah –NTB), Andi Aisha JBP (Makssar – Sulsel), Ketut Sukra Wenten (Buleleng- Bali),” ungkap Ketua Bidang Daya Saing Dekranas, Chandrasari Agus Suparmanto dalam acara awarding ceremony yang dilaksanakan secara virtual.

“Melalui kompetisi ini diharapkan para perajin di masa yang akan datang akan terus mengeluarkan ide, inovasi dan karya kreatif yang dapat memberikan pengaruh positif pada perkembangan industri kerajinan lokal,” tutup Gati.

Sumber:BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY