Pelita.online – Pandemi Covid-19 membuat maskapai penerbangan berjuang mati-matian bisa survive. Tak terkecuali maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan, saat ini maskapai penerbangan terus memutar otak agar bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19. Dunia penerbangan diprediksi baru bisa pulih pada 2022.
“Dan yang menjadi persoalan adalah bagaiamana kita bisa bertahan menghadapi pandemi ini. Sampai situasi bisa baik kembali seperti sebelum 2019. Diprediksi paling cepat recovery-nya akhir 2022. Jadi kembali bisa seperti sebelum 2019,” ujarnya, dalam diskusi virtual, Rabu (8/7/2020).
Menurut Irfan, sementara mayoritas analis industri penerbangan memprediksi mulai pulih 2023. Ini menjadi tantangan sangat berat bagi maskapai penerbangan termasuk Garuda Indonesia. “Walaupun mayoritas analis mengatakan possibility itu malah di 2023,” katanya.
Sebab itu, lanjut Irfan, pihaknya harus berinovasi mengatasi hal ini. Jika menunggu hingga 2023 mendatang, maskapai berlambang burung Garuda ini tidak akan kuat lagi menjalankan bisnis.
Apalagi perseroan juga harus tetap membayar biaya leasing pesawat hingga gaji pegawainya. Padahal, pesawat tersebut hanya diparkir di bandara.
“Persoalan terbesarnya adalah bagaimana kita bisa bertahan hidup sampai waktu itu karena alat produksi. Sperti diketahui, majority alat produksi kita adalah pesawat. Sekarang pesawat kita itu sebagian besar leasing, dan kalau pun tidak terbang leasing-nya tetap dibayar. Kita punya bottom line, kita punya casflow dan sebagainya,” ujarnya.
Sumber : iNews.id
