Harga Minyak AS Sentuh Level Terendah Selama 21 Tahun

0

Pelita.online – Harga minyak berjangka AS turun hampir 15 persen menjadi US$15,54 per barel atau level terendah sejak 1999 selama jam perdagangan Asia, Senin (20/4). Penurunan dipicu virus corona.

Virus telah meningkatkan kekhawatiran pasar atas penurunan permintaan komoditas tersebut sehingga membuat harganya tertekan. Sementara minyak mentah berjangka Brent, menurun 1,6 persen menjadi US$27,63 per barel.

Harga minyak mendapat tekanan dari permintaan yang menurun. Pemangkasan produksi pasokan minyak dunia yang dilakukan OPEC+ dinilai belum cukup mengimbangi pelemahan permintaan yang terjadi akibat wabah virus corona.

“Tidak butuh waktu lama bagi pasar untuk menyadari kesepakatan OPEC+ saat ini tidak akan cukup menyeimbangkan pasar minyak,” tulis Stephen Innes, Kepala Strategi Pasar Global di AxiCorp, Senin (20/4), dikutip dari CNN.com, Senin (20/4). Dalam catatannya, Innes menambahkan Rusia dan Arab Saudi mengisyaratkan melakukan pengurangan produksi untuk mendukung harga. Diketahui, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, sepakat memangkas pasokan minyak dunia.

Pada Minggu (12/4), OPEC+ sepakat mengurangi produksi sebesar 9,7 juta barel per hari (bph) yang akan dilakukan pada Mei dan Juni mendatang.

Sementara di Asia Nikkei 225 Jepang (N225) turun satu persen karena ekspor yang menurun. Penurunan terjadi karena virus corona yang dikhawatirkan akan membebani aktivitas ekonomi. Indeks utama lainnya, seperti Hang Seng, Kospi, dan SHComp hampir tidak bergerak.

Untuk mengatasi tekanan tersebut Bank Rakyat China memotong suku bunga pinjaman satu tahun sebesar 20 basis poin menjadi 3,85 persen. Di Amerika Serikat Futures Dow turun 105 poin atau sekitar 0,4 persen, S&P 500 berjangka turun 0,4 persen dan Nasdaq berjangka turun 0,2 persen.

Pekan lalu Wall Street mencatatkan kenaikan dua minggu beruntun. Investor terlihat optimistis mengenai perkembangan virus corona dan diskusi pembukaan kembali ekonomi AS.

Lonjakan itu terjadi meski ada laporan yang menyebutkan ada 22 juta orang Amerika yang mengajukan klaim pengangguran dalam empat pekan terakhir. Minggu mendatang diperkirakan akan ada informasi lanjutan mengenai pengaruh pandemi virus corona terhadap perusahaan-perusahaan besar AS, seiring dengan laporan laba untuk tiga bulan pertama 2020 yang didapat Netflix, Delta Air Lines, dan Chipotle.

Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan bahwa perjanjian dengan para pemimpin kongres Partai Demokrat dilakukan pada Minggu. Perjanjian dilakukan untuk memberikan bantuan miliaran dolar kepada usaha kecil melalui Program Perlindungan Pendapatan.

 

Sumber : Cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY