Imam Masjid Patani Tewas Diberondong Tembakan di Depan Kamp Militer Thailand

0

Pelita.Online, Narathiwat – Seorang imam masjid, Doloh Serai ditembak mati oleh dua orang penyerang tak dikenal berseragam hitam dan bersenjata lengkap. Kedua penyerang menyergapnya ketika mengendarai motor dalam perjalanan pulang usai berjualan.

Doloh yang dikenal dengan nama Imam Abdullah (62) ditembak di kampung Pupok, 100 meter dari kamp tentara ranger hitam Thailand, distrik Reuso, provinsi Narathiwat Thailand pada Jumat (11/01/2019) lalu. Dia menjadi imam di masjid Al-Istiqomah kampong Pupok Kecamatan Rueso Narathiwat.

Warga kampung Pupok, Abi Saifu mengatakan, para penembak melepaskan lebih dari sepuluh tembakan. Empat tembakan yang mengenai badan dan kepala korban.

“Pihak berwenang masih diam belum ada yang menyelidiki insiden itu. Karena korban tidak memiliki masalah dengan siapa pun, dan ada ahli kampung yang melihat kejadian itu ada 2 orang laki-laki yang menembak, tapi tidak jelas orangnya siapa,” kata Abi Saifu kepada Hamsyari, wartawan TUNAS online.

Abi Saifu mengatakan, Doloh pada tahun 2016 pernah ditahan oleh aparat pemerintah Thailand, namun pada tahun berikutnya hakim mahkamah Narathiwat memutuskan bahwa dia tidak bersalah. Setelah dibebaskan tentara Thailand kerap mendatangi rumah Doloh karena merasa tidak puas dengan hasil sidang.

“Imam Doloh beliau orang sangat baik, pemumpin yang dicintai oleh warga dan tidak pernah ada perkelahian dengan siapa pun. Tapi sekitar tahun 2016 Imam Doloh dia pernah ditangkap oleh tentara Thai, sehingga tahun berikut dapat dibebaskan kembali,” ujar Abi Saifu.

Abi Saifu mengatakan, almarhum dimakamkan di pemakaman Islam kampung Pupok. Sekitar 100 lebih penduduk dan pemimpin lokal menghadiri pemakamannya. Imam Doloh langsung dikafani dan tidak dimandikan serta dikafani karena dianggap meninggal dunia dalam keadaan syahid.

Nurul Askari, salah satu tokoh kampung Pupok mengungkapkan kenangannya tentang sang imam. Dia menuturkan bahwa Imam Doloh bukan hanya menjadi pemimpin shalat, melaninkan juga menjadi pemimpin agama yang mempunyai peribadi yang hebat dan sangat kagum oleh penduduk setempat.

“Walau usia sudah tua tapi almarhum banyak mengorbankan waktunya untuk mendidik ahli kampung dengan ilmu dan jalan agama. Dengan sifat kelembutan yang dimiliki oleh Imam membuat ahli kampung berduka mendengar kabar imam telah dipanggil oleh Allah SWT,” ujarnya.

“Namun jasa dan bakti pengorbanan beliau masih tetap terkenang bersama ahli kampung Pupok dan seluruh penduduk. Kepergian imam bukanlah kesedihan yang harus ditangisi, namun akan membangkit jiwa-jiwa para ahli kampung untuk terus di jalan yang benar,” tambahnya.

Kiblat.net

LEAVE A REPLY