Indonesia: Kawasan ASEAN Harus Bebas Senjata Nuklir!

0

pelita.online –  Indonesia menyerukan bahwa ASEAN harus memastikan bahwa Asia Tenggara bebas dari senjata nuklir. Seruan ini juga seiring dengan belum ditandatanganinya protokol terhadap Southeast Asian Nuclear-Weapon-Free Zone (SEANWFZ) oleh negara pemilik senjata nuklir.

ASEAN pada Selasa (11/7/2023) menggelar pertemuan Komisi SEANWFZ di Jakarta. Para menteri luar negeri (Menlu) negara anggota ASEAN termasuk Sekretaris Jenderal Kao Kim Hourn turut menghadiri pertemuan ini. Adapun agenda dari pertemuan ini fokus pada bagaimana ASEAN bisa membujuk lima negara pemilik senjata nuklir, yakni AS, Inggris, Prancis, Rusia, Tiongkok, untuk menandatangani protokol SEANWFZ.

Pada tahun 1995, negara ASEAN menandatangani traktat SEANWFZ sebagai komitmen untuk memastikan kawasan bebas dari senjata nuklir. Traktat ini juga meliputi protokol yang diharapkan dapat memastikan agar negara pemilik senjata nuklir tidak menggunakan atau mengancam untuk menggunakan senjatanya terhadap negara-negara yang menjadi bagian dari traktat tersebut. Tetapi kekhawatiran melanda ASEAN mengingat kelima negara tersebut belum menandatangani protokol SEANWFZ.

“Kita harus memastikan Asia Tenggara bebas dari senjata nuklir. SEANWFZ berkontribusi pada upaya ini, serta terhadap upaya pelucutan senjata global dan rezim non-proliferasi,” ucap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat membuka SEANWFZ Commission meeting di Jakarta, sebagaimana dikutip dari the Jakarta Globe.

“Namun, 25 tahun setelah penandatanganan protokol traktat SEANWFZ, tidak ada negara pemilik senjata nuklir yang telah menandatangani protokol tersebut. Bagi Indonesia, mengambil langkah ke depan adalah satu-satunya opsi. Ancamannya sudah dekat, jadi tidak bisa lagi menunggu,” jelas Retno.

Retno menegaskan bahwa memastikan kawasan Asia Tenggara bebas dari senjata nuklir juga penting untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas di kawasan.

“Kita harus bersatu di hadapan para negara pemilik senjata nuklir tersebut. Hanya dengan bersatu kita bisa menciptakan jalan menuju kawasan bebas senjata nuklir,” imbuh Retno.

Di pidato pembukaannya, Retno tidak menyinggung soal AUKUS yakni kemitraan pertahanan antara Australia, AS, dan Inggris. Sebagai bagian dari AUKUS, AS dan Inggris akan membantu Australia mendapatkan kapal selam bersenjata nuklir. Sebelumnya, Direktur Jenderal Kemitraan ASEAN Kemenlu Sidharto Suryodipuro menegaskan bahwa AUKUS tidak menjadi bagian dari agenda pertemuan SEANWFZ Commission hari ini

sumber : beritasatu.com

LEAVE A REPLY