Janji Ridwan Kamil kumpulkan 3 parpol tuntaskan polemik cawagub

0
Ridwan Kamil. ©2017 merdeka.com/dian rosadi

Jakarta, Pelita.Online — Bakal calon gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akhirnya buka suara terkait desakan parpol pendukungnya untuk segera memilih nama cawagub. Sambil menyebut kriteria, dia berjanji akan segera mempertemukan PPP, PKB, dan Nasdem untuk membicarakan siapa nama pendampingnya di Pilgub Jawa Barat 2018.

“Ya hari ini, dan besok, dan seterusnya saya juga akan bertemu dengan petinggi partai untuk menyamakan informasi-informasi dan lain sebagainya. Semuanya partai koalisi. NasDem, PPP dan PKB,” kata pria yang akrab disapa Emil itu usai menjadi pembicara diskusi di Kampus UI, Depok, Kamis (21/12).

Dia menegaskan, hingga kini belum ada nama yang dipilihnya, termasuk desakan dari PPP agar dia memilih Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum sebagai cawagub.

Emil lebih memilih mengungkapkan syarat bagi sang calon wakil. Salah satunya, calon pendampingnya harus bisa menambah elektabilitas suaranya. “Harus punya leadership. Kalau saya berhalangan ada yang menggantikan. Kedua harus punya elektabilitas,” ujarnya.

Seorang wakil gubernur, lanjut dia, harus bisa menaikkan elektabilitasnya di kalangan masyarakat. Serta juga harus bisa menjaga kedekatan antara satu sama lain.

“Jangan menurunkan, harus ada yang menambahi. Ketiga harus punya chemistry. Karena harus hidup bersama lima tahun. Kira-kira begitu,” ujarnya.

Sementara itu, sikap tiga partai pendukung Emil cenderung berbeda. PPP ngotot bahkan mengancam menarik dukungan jika Emil tak memilih Uu. Ketua DPW PPP Jabar, Ade Munawaroh Yasin tidak setuju dengan opsi mencari wakil di luar partai seperti yang dilontarkan PKB. Dia menilai nama yang disodorkan masing-masing partai sudah cukup kompeten. Menurutnya, yang jadi persoalan adalah Ridwan Kamil tidak punya keberanian mengajak musyawarah untuk menentukan wakilnya.

“Deadlock apanya? Kita bicara saja belum pernah, bertemu juga belum. kenapa harus mengambil dari luar? Silakan kalau masing-masing punya kader tinggal disodorkan dan kita bahas bertiga (PPP,PKB dan Nasdem),” ujarnya.

Dia merasa heran karena PKB meributkan calon wakil. Padahal, sebelum Golkar bergabung dalam koalisi, Nasdem dan PKB tidak menyodorkan calon. “Kami menyodorkan calon untuk melengkapi supaya satu tiket. Lalu masuklah kader kami Uu dan setelah itu tidak ada penolakan dari yang lain, kenapa sekarang rame,” ucapnya.

“Kami menuntut hak kami, kan kita pemegang kursi terbesar, wajar ketika kami menyodorkan kader yang dianggap terbaik karena pengalaman memimpin dua periode. Track record bagus kenapa tidak, hak kami mempertahankan kader kami,” tegasnya.

Sedangkan Partai NasDem mendesak Emil segera mengumpulkan tiga partai pendukungnya. Ketua DPW Nasdem Jabar, Saan Mustopa meminta semua partai koalisi menggelar musyawarah lanjutan.

“Kita dari awal koalisi prinsipnya kekeluargaan. Ketika ada tawaran wakil dari partai, ya dimusyawarahkan. Kalau enggak ketemu cari alternatif lain ya dimusyawarahkan lagi,” kata Saan saat dihubungi, Kamis (20/12).

Pembahasan dilakukan di dua level. Pertama, pembahasan di tingkat pengurus partai. Setelah itu, dikomunikasikan di DPP masing-masing. Supaya tidak ada kebuntuan. Tugas untuk mengajak partai berunding ada di tangan Ridwan Kamil.

“Ke depan kita memang minta RK (Ridwan Kamil) menginsiasi melakukan pertemuan. Diakomodir semua keinginan partai koalisi, agar punya titik temu,” ucapnya.

Merdeka.com

LEAVE A REPLY