Jumlah Kasus Tembus 230 Juta, India Salip Italia dalam Kasus Covid-19

0

Pelita.online – India menjadi negara Asia pertama yang melesat masuk ke dalam 10 negara dengan kasus virus corona Covid-19 terbanyak di dunia, menyalip Italia.

Negara tersebut kini menjadi nomor enam dengan jumlah kasus yaitu sebanyak 246.622, berdasarkan data real time Worldometers pada Minggu (7/6/2020).

Dikutip dari BBC, sistem kesehatan di Mumbai berada di ambang kehancuran sementara rumah sakit di ibukota negara tersebut, Delhi, dilaporkan kehabisan kamar.

Sementara itu, pusat perbelanjaan, rumah ibadah, restoran, dan perkantoran disebut akan dibuka kembali pada Senin nanti.

Selama berminggu-minggu, angka kasus Covid-19 yang relatif rendah di India telah membingungkan para pakar.

Meskipun menjadi negara dengan populasi padat, adanya penyakit, dan rumah sakit umum yang kekurangan dana, tidak menunjukkan adanya jumlah infeksi dan kematian yang membanjir.

Meksipun kini bertengger di posisi ke-6, total kematian di negara tersebut menjadi nomor 12, menurut statistik dari Johns Hopkins University.

Tingkat pengetesan yang rendah menjadi penyebab naiknya negara tersebut jadi posisi ke-6, namun tidak menjadi alasan kematian di India berada dalam posisi 12.

Harapannya, yang juga mendorong pemerintah untuk mencabut lockdown, adalah bahwa sebagian besar kasus infeksi di India yang tidak terdeteksi tidak akan cukup parah sehingga memerlukan rawat inap.

Banyak masyarakat India yang berkeluh kesah di media sosial tentang banyak pasien yang kesulitan mendapatkan perawatan medis, dengan banyaknya rumah sakit yang mengatakan mereka tak lagi memiliki peralatan tes.

Sejumlah pihak juga mengkritik bahwa lockdown mereka tidak berhasil. Padahal masa tersebut seharusnya menjadi kesempatan bagi pemerintah untuk meningkatkan fasilitas medis dan mengatasi biaya ekonomi.

Akan tetapi, Gautan Menon, profesor dan peneliti, baru-baru ini mengatakan pada BBC bahwa India memang tak memiliki pilihan lain.

“Di sisi lain, sulit untuk mempertahankan lockdown yang telah berlangsung sekian lama, secara ekonomi, sosial, dan psikologis,” tutupnya.

 

Sumber : Suara.com

LEAVE A REPLY