Kenapa Wanita Telanjang Dada di Bekasi Tak Disebut Ekshibisionisme?

0

Pelita.online – Seorang wanita melakukan aksi telanjang dada di sebuah pusat perbelanjaan di sebuah mal di Bekasi pada Sabtu (24//2019). Wanita yang dinilai sengaja bertelanjang dada ini belum diketahui identitasnya.

Menurut psikolog Kasandra Putranto, aksi wanita tersebut belum termasuk dalam ekshibisionisme. Ciri-ciri yang tampak berdasarkan cerita yang beredar, menurutnya tidak mengarah pada gangguan kejiwaan tersebut.

Dikutip dari Psychologytoday.com, ekshibisionisme dianggap sebagai gangguan paraphilic yang mengacu pada pola rangsangan seksual atipikal persisten dan intens disertai gangguan klinis yang signifikan. Gangguan eskhibisionisme memiliki 3 ciri berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5). Berikut cirinya:

1. Memiliki fantasi seks berulang

Setidaknya selama enam bulan, penderita ekshibisionisme memiliki fantasi, perilaku, atau dorongan gairah seksual yang berulang. Hal ini mendorongnya untuk melakukan hal yang tidak normal, yaitu mengekspos alat kelamin pada orang lain.

2. Bertindak atas dorongan fantasi seksual

Orang yang mengidap ekshibisionisme cederung bertindak atas fantasi dan dorongan seksualnya. Akibatnya, dia tidak bisa membedakan dunia nyata dan dunia pribadinya.

3. Memiliki beberapa subtipe

Gangguan eksibisionisme dikategorikan menjadi beberapa subtipe berdasarkan sasarannya. Apakah pelaku lebih suka mengekspos dirinya kepada anak-anak praremaja, orang dewasa, atau keduanya.

Menurut Kasandra, aksi ekshibisionisme merupakan kelainan yang ditandai dengan dorongan fantasi atau tindakan mengekspos alat kelamin pada orang lain.

“Kalau yang ini saya rasa bukan, tidak mengarah kepada eksibisionisme. Kalau eksibisionisme itu dia pasti mau memamerkan alat kelaminnya. Biasanya dia pakai semacam jaket, terus nanti dibuka dan dia biasanya mau melihat reaksi orang, kalau kemarin itu nggak begitu kalau saya lihat,” kata Kasandra.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY