Keroyok Remaja hingga Tewas, Kawanan Mahasiswa di Makassar Ditangkap Polisi

0

Pelita.online – Seorang remaja tanpa identitas di kota Makassar, Sulsel, tewas usai dikeroyok oleh kawanan mahasiswa. Para pelaku diketahui nekat melakukan aksinya lantaran kesal terhadap korban yang mengakui telah mencuri HP milik salah satu rekannya.

Kejadian tersebut diketahui terjadi di sebuah sekretariat mahasiswa di kawasan Minasa Upa, Makassar, pada Minggu (4/10) sekitar pukul 02.00 WITA. Usai melakukan perbuatannya, pelaku lalu membawa korban ke RS sekitar namun nyawanya tidak dapat tertolong lagi.

“Melalui informasi dari RS Bahagia ke piket Reskrim bahwa telah datang beberapa orang membawa seorang laki-laki yang tidak diketahui identasnya dalam keadaan sudah meninggal. Kemudian dalam penyelidikan anggota bahwa Resmob Posek Rappocini, korban telah dilakukan penganiayaan oleh beberapa orang dari kelompok oknum mahasiswa perguruan tinggi di Makassar,” ujar Kanit Reskrim Polsek Rappocini, Iptu Nurtjayana, pada Minggu (4/10/2020).

Pasca peristiwa tersebut, aparat kepolisian gabungan dari Jatanras Polrestabes Makassar dan Resmob Polsek Rappocini bergerak cepat melakukan pencarian terhadap pelaku. Hingga total polisi menangkap delapan orang mahasiswa yang empat orang diantaranya diduga sebagai pelaku dan empat lainnya sebagai saksi mata.

“Tersangka yang sudah kami interogasi ada empat orang, saksi empat orang juga,” sebut Nurtjayana.

Berdasarkan interogasi polisi, sebelumnya korban memang kerap datang berkunjung ke sekretariat para pelaku. Sementara penganiayaan secara bersama-sama yang dilakukan para pelaku lantaran mereka kesal terhadap korban yang mengakui telah mencuri HP milik rekan pelaku.

“Korban dari keterangan tersangka merupakan pendatang bukan dari kelompok mahasiswa disitu. Motif dari tersangka (melakukan pengeroyokan) karena korban mencuri salah satu hp dari rekan tersangka,” ungkap Nurtjayana.

Selain melakukan penangkapan terhadap pelaku, polisi juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara di lokasi. Di TKP polisi masih mendapati sejumlah berkas darah korban berceceran di lokasi dan sebuah batu turut disita lantaran diduga sebagai salah satu alat untuk memukuli korban.

“Sementara masih kami temukan satu buah bercak darah, ada satu buah batu tapi kami belum bisa pastikan ini digunakan atau tidak,” tutur Nurtjayana.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY