Kisah “Tuan Anoak Langia” Tabib Suku Rejang, Semua Sakit Bisa Disembuhkan Kecuali Rindu

0

Pelita.online – Rumah panggung berukuran sekitar 6 meter X 6 meter khas Suku Rejang, di Desa Tunggang, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu terasa mulai sesak saat satu per satu tamu berdatangan.

“Tamu kali ini spesial mereka adalah para dukun, tabib atau di Suku Rejang di sebut Tuan Anoak Langia. Mereka para ahli pengobatan yang mengandalkan bahan baku obat dari hutan,” kata Arafik Trisno, Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Tanah Rejang, beberapa waktu lalu.

Tuan Anoak Langia bagi Suku Rejang sangat penting sebagai benteng pertahanan kesehatan.

Keberadaan Tuan Anoak Langia tak dapat terpisahkan bagi suku yang menempati sejumlah wilayah di Bengkulu hingga Sumatera Selatan ini.

“Pengetahuan Tuan Anoak Langia adalah murni warisan suku yang terjadi sejak ribuan tahun. Seiring waktu jumlahnya semakin berkurang. Ada banyak penyebabnya yang paling utama adalah semakin sulitnya mencari obat ramuan dari tumbuhan karena punah, nyaris punah, dan sulit,” kata Arafik.

Sejumlah tanaman obat berada jauh di dalam kawasan hutan seperti taman nasional, cagar alam dan hutan lindung.

Sulitnya akses ke kawasan serta aturan hukum yang kaku menjadi kendala bagi para Tuan Anoak Langia.

“Atas sejumlah pertimbangan itulah kami bersama bersepakat menyusun perobatan tersebut dalam sebuah buku supaya terdokumentasi. Harapannya dapat mengidentifikasi apa saja tanaman yang dibutuhkan bila perlu akan dilakukan aktifitas konservasi. Selain itu buku tersebut nantinya dapat memberikan masukan terhadap pelestarian pengobatan adat Suku Rejang,” tambah Arafik.

Salah seorang Tuan Anoak Langia, Muktar Lopi menyebutkan sebutan Tuan Anoak Langia merupakan julukan yang diberikan dalam bahasa Suku Rejang untuk menyebutkan seorang tabib atau dukun.

Sementara pasien yang menjalani pengobatan disebut “Anak Langia”.

 

Sumber : kompas.com

LEAVE A REPLY