Kronologi 4 Aksi Protes Rompi Kuning yang Bikin Prancis Bergejolak

0

Pelita.OnlineParis – Prancis bergejolak akibat aksi demonstrasi antipemerintah yang dinamakan yellow vest atau rompi kuning. Berawal dari video viral, protes soal kenaikan harga BBM itu lalu berujung aksi massa yang rusuh.

Berikut kronologi aksi rompi kuning di Prancis seperti dilansir AFP, Minggu (9/12/2018):

Sebuah video yang viral di Facebook memperlihatkan seorang perempuan bernama Jacline Mouraud berbicara kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron dari rumahnya. Dia mengungkapkan keluhan pengemudi truk terhadap kenaikan BBM. Muncul pula petisi online untuk menurunkan harga BBM.

17 November 2018

Sebanyak 290.000 demonstran yang memakai rompi kuning melakukan aksi pertama di berbagai daerah di Prancis pada Sabtu (17/11). Mereka memblokir jalan dengan mobil masing-masing.

Aksi protes itu disebut berlangsung spontan tanpa diorganisir parpol atau serikat pekerja. PM Prancis Edouard Philippe mengatakan pemerintah tidak akan mundur. Kekerasan pecah di Pulau La Reunion yang dipimpin oleh pemuda bersenjata.

Aksi protes rompi kuning di Prancis / Aksi protes rompi kuning di Prancis / Foto: Reuters

24 November 2018

Aksi protes kedua berlangsung pada Sabtu berikutnya. Ribuan demonstran bentrok dengan polisi di Champs-Elysees di Paris.

Ada lebih dari 106.000 demonstran yang tercatat di seluruh Prancis, termasuk 8.000 orang di Paris.

27 November 2018

Presiden Prancis Emmanuel Macron sempat menawarkan konsesi kecil. Dia akan mengajukan mekanisme untuk menyesuaikan kenaikan pajak serta bakal ada konsultasi nasional selama 3 bulan.

Tapi, kelompok rompi kuning menolak tawaran Macron itu. Mereka justru kembali menyerukan aksi pada 1 Desember 2018.

1 Desember 2018

Unjuk rasa ketiga berlangsung dan meluas. Kerusuhan terjadi di sekitar Arc de Triomphe dan beberapa lingkungan kelas atas di Paris.

Pemerintah mengatakan ada sekitar 136.000 orang yang melakukan protes di seluruh Prancis.

2 Desember 2018

Presiden Macron mengadakan pertemuan krisis saat pulang dari KTT G20.

Emmanuel Macron / Emmanuel Macron / Foto: BBC World

3 Desember 2018

PM Philippe bertemu dengan para pemimpin partai politik. Perwakilan rompi kuning menolak bertemu dengan PM Philippe karena mereka mengaku mendapat ancaman pembunuhan.

Pemblokiran jalan, pusat perbelanjaan, dan pom bensin terus berlanjut. Gelombang protes ini juga dimanfaatkan para mahasiswa yang menuntut reformasi pendidikan.

4 Desember 2018

Pemerintah Prancis akhirnya ‘mundur’. PM Philippe mengumumkan kenaikan pajak bensin dan solar yang direncanakan berlaku pada 1 Januari 2019 akan ditunda selama 6 bulan. Sementara itu, kenaikan harga listrik dan gas juga ditangguhkan selama 6 bulan.

Kelompok rompi kuning menolak langkah itu. Mereka menganggap langkah pemerintah tidak cukup dan tetap akan melakukan aksi protes. Pemerintah khawatir aksi protes lagi bisa memicu kerusuhan baru.

5 Desember 2018

Presiden Macron mengumumkan bahwa semua kenaikan pajak bahan bakar yang direncanakan pada 2019 akan dibatalkan. Di saat yang sama, Macron menutup peluang memberlakukan pajak khusus ke orang berpenghasilan tinggi.

Kalangan petani menyatakan bakal ikut aksi demonstrasi berikutnya.

8 Desember 2018

Aksi protes kembali digelar untuk keempat kalinya. Menara Eiffel, Museum Louvre serta Museum Orsay dan kompleks istana ditutup sebagai antisipasi kerusuhan.

Hampir 90.000 petugas dikerahkan di berbagai kota di Prancis untuk mengantisipasi bentrokan, dan 8.000 di antaranya dikerahkan di Paris, lengkap dengan 12 kendaraan lapis baja.

Diperkirakan 125.000 demonstran turun ke jalanan di seluruh negeri pada Sabtu siang, dan 10.000 di antaranya di Paris, yang ditandai dengan kerusakan paling parah. Di ibukota Prancis itu para penjarah menghancurkan etalase-etalase toko, dan membakar sejumlah mobil.

Otoritas rumah sakit di Paris menyebut 126 orang terluka di kota itu, tetapi tidak ada yang serius. Setidaknya tiga orang petugas polisi juga terluka.

Detik.com

LEAVE A REPLY