Lailatul Qadar Hadiah dari Allah SWT

0
Ilustrasi Malam Lailatul Qadar./ Sumber foto : Vemale.com

JAKARTA, Pelita.Online – Pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan, umat Islam banyak yang meningkatkan ibadahnya. Mereka bermunajat, bermuhasabah, bertafakur dan meningkatkan ibadah-ibadah lainnya untuk mendapatkan malam lailatul qadr. Rasulullah pun semasa hidupnya meningkatkan ibadah pada 10 hari terakhir Ramadhan.

Inna anzalnaahu fii lailatul qodr, Wamaa adraaka maa lailatul qadri, Lailatul qodri khoirun min alfi syahrin. Menurut Alquran, malam lailatul qadar itu adalah malam yang lebih baik kualitasnya daripada seribu bulan,” kata Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof KH Hasanuddin AF saat diwawancarai Republika.co.id, Ahad (11/6).

Ia menerangkan, menurut hadist nabi, lailatul qadar ada di malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Allah SWT menciptakan malam lailatul qadr sebagai rahmat dan hadiah untuk orang-orang yang sungguh-sungguh melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan.

Di saat malam lailatul qadar, KH Hasanuddin menjelaskan, Allah SWT membuat malam tersebut lebih baik dari seribu bulan. Seribu bulan kurang lebih sekitar 83 tahun. Sementara, umur manusia rata-rata hanya 60-70 tahun saja. Kalau ada orang yang mendapatkan lailatul qadra, seperti dijelaskan dalam Surat Al Qadr.

Tanazzalul malaa ikatu warrukhu fiiha bi’idzni robbihim minkulli amr. Jadi, malaikat pada turun, memberikan rahmat dan barokah kepada orang yang bersangkutan,” ujarnya.

Kehidupan orang yang mendapatkan lailatul qadar akan penuh dengan rahmat dan barokah dari Allah SWT. Dia juga menerangkan, kebaikan hidup dari Allah SWT macam-macam bentuknya. Ada kebaikan yang sifatnya fisik, materi dan rohani.

Ia menambahkan, kalau mau mendapatkan lailatul qadar, pada 10 malam terakhir harus benar-benar maksimal dalam beribadah. Juga harus benar-benar dalam bermunajat kepada Allah SWT.

Mengenai tanda-tanda mendapatkan malam lailatul qadar, diterangkan dia, pendapat para ulama memang bermacam-macam. Belum tentu yang benar pendapat yang mana. “Tapi, intinya dirasakan dalam kehidupan orang yang bersangkutan, kualitas hidupnya lebih baik, lebih barokah dan lebih mapan,” jelasnya.

Republika.co.id

LEAVE A REPLY