Lesu Jualan Busana Muslim di Tanah Abang: Pandemi, Skybridge dan Larangan Mudik

0

Pelita.online – Di salah satu lorong di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, dua atau tiga orang melintas pada hari ke-6 Ramadan 1442 Hijriah. Sebelum pandemi Covid-19 datang, lorong selebar satu meter itu biasanya dipadati oleh para calon pembeli.

“Dulu kita sampai teriak, ‘Bu bagi dua jalur, Bu. Biar bisa lewat,” kata Asril, pedagang busana muslim-muslimah di Tanah Abang, Ahad, 18 April 2021.

Asril mengatakan minggu pertama Ramadan kali ini sangat berbeda dari prapandemi. Hingga hari keenam Ramadan, lapak Asril hanya didatangi pembeli dalam hitungan jari.

“Itu pun yang beli baju untuk dipakai. Kalau yang beli untuk dijual lagi sudah hampir nggak ada,” kata pria 47 tahun itu.

Asril menduga, sepinya pembeli busana muslim tahun ini karena rendahnya daya beli masyarakat akibat pagebluk virus Corona. Sebab lainnya, perkiraan dia, karena adanya Jembatan Penyeberangan Multiguna atau skybridge Tanah Abang. Lapak Asril berada di bawah jembatan layang itu.

“Jembatan itu sangat berpengaruh,” kata dia.

Pedagang busana muslim lainnya, Rifo, 38 tahun, menjelaskan pengaruh skybridge terhadap sepinya pembeli. Menurut dia akses masuk calon pembeli ke kawasan pasar dipersulit karena pembangunan jembatan itu. Saat membangun jembatan, Pemerintah DKI juga memasang pagar di bawahnya yang membentengi Jalan Jatibaru Raya dengan kawasan pasar.

“Jadi dulu orang kalau lewat bisa langsung parkir di situ, (sambil menunjukkan pinggir Jalan Jati Baru), sekarang nggak bisa lagi kan,” kata Rifo.

Selain menyulitkan akses warga dari Jalan Jatibaru, skybridge juga disebut menyusahkan orang yang turun dari Stasiun Tanah Abang untuk langusung menuju pasar di bawah jembatan. Jika ingin masuk ke pasar, pengguna KRL harus berjalan hingga ke ujung skybridge, kemudian turun dan berjalan lagi di bawah jembatan tersebut.

“Jadi nggak ada tangga langsung ke sini,” kata Rifo.

Menurut Rifo, sejak skybridge beroperasi selama tiga tahun terakhir, banyak pedagang yang memilih menutup lapaknya. Di sebelah lapak Rifo, Tempo memang melihat setidaknya ada lima lapak yang ditutup terali.

Sementara pedagang busana muslim lainnya di kawasan Tanah Abang itu, Fatimah, mengkhawatirkan masalah lain di samping dampak pagar skybridge. Menurut dia, Pemerintah Indonesia yang melarang mudik dari 6-17 Mei 2021 akan sangat memberikan pengaruh terhadap penjualannya. “Orang kalau mau beli baju begini biasanya untuk dipakai saat pulang kampung, atau buat saudaranya. Sekarang mereka gak pulang,” kata wanita 57 tahun tersebut.

 

Sumber : tempo.co

LEAVE A REPLY