Luke Eisner Akui Main Musik Jadi Panggilan Hatinya

0

Pelita.online – Lahir di kota kecil Greendale, Wisconsin, Luke Eisner sejak awal tahu jika hasratnya adalah musik. Foto/Dok/SINDOnews

Terlahir di kota kecil Greendale, Wisconsin, Luke Eisner sejak awal tahu jika hasratnya adalah musik. Dia pun menjadikan Los Angeles sebagai tujuan akhir. Luke selalu tertarik pada musik dan dunia entertainmen. Dia tumbuh dengan belajar bermain piano, gitar dan mendengarkan berbagai genre musik.

Dikutip Earn The Necklace, Luke masuk kuliah ke Thornton School of Music University of Southern California (USC) saat pindah ke Los Angeles. Di sinilah dia bertemu Gus Ross, asal London yang pernah belajar di Eton dan menampilkan jazz band besar di negara asalnya.

“Ketika saya bertemu Gus, lima tahun lalu, kami membuat musik dansa di asrama. Kami tidak akan pernah berpikir ini akan menjadi rute untuk mendapatkan banyak penonton atau penggemar. Ini seperti menunjukkan jika terkadang Anda berencana, tapi rencana itu tidak selalu sama dengan apa yang diperkirakan,” ujarnya.

Sejak saat itu, keduanya tidak dapat dipisahkan. Mereka membuat musik digambarkan sebagai musik ‘pop eksotis’. “Saya berjalan ke kelas pertama saya dan ada tempat kosong di sebelah seorang pria yang juga berambut panjang. Kami berdua menyukai Avicii dan percakapan dimulai segera. Saya pikir setelah kelas itu, kami pergi dan menulis lagu di kamar asrama dan kami sudah melakukan hal yang persis sama di lokasi yang berbeda,” ungkapnya.

Keduanya pun tampil sebagai DJ di beberapa tempat. Ketika berusia 19 tahun, Luke juga menjadi bagian dari duo musik tur ‘electronic dance’ Symphony. Dia sempat melakukan tur dengan Martin Garrix dan Flume. Tahun lalu keduanya memutuskan serius di dunia musik dengan membentuk band Voila dan memulai debut single pertama.

Lalu terkenal karena lirik yang terdengar tulus dalam waktu kurang dari satu tahun. Luke mengatakan lirik itu terinspirasi hubungan masa lalu dan pengalaman masa kanak-kanak memanjat pohon yang sulit. Band ini merilis single seperti ‘Hundredth Second Chance’ dan ‘Lately’ tak lama setelah dibentuk. Keduanya tampil di berbagai acara dan pertunjukan sebagai musisi.

“Ketika kau sampai di puncak, itu adalah pemandangan paling indah dari bagianku, jenis pandangan yang membuatmu lupa betapa kau membenci pendakian. Dan saya tumbuh dan jatuh cinta dengan seorang gadis yang seperti pohon willow itu, jadi seperti itulah lagu itu bagi saya,” jelasnya.

Voila melakukan tur sebagai artis pembuka untuk Kesha, The Fray, Walk the Moon, dan X Ambassadors, dan lainnya. Band ini baru saja mengeluarkan EP. Dia bersama band nya melakukan semacam konser kecil di SMP dan SMA di Midwest. Mereka bermain musik sembari berbicara tentang anti intimidasi dan cinta diri sehubungan dengan pesan film tersebut.

 

Sumber : Sindonews.com

LEAVE A REPLY