Masyarakat Diminta Waspadai Klaster Keluarga

0
SP/Ruht Semiono Waspada Klaster Keluarga Covid-19 - Warga beraktivitas tanpa menggunakan masker di Jakarta, Selasa (8/9/2020). Angka infeksi Covid-19 di keluarga atau klaster keluarga akhir-akhir ini semakin banyak. Banyak warga yang beraktivitas di luar dengan tidak menerapkan protokol kesehatan sehingga terkadang tak sadar membawa virus ke dalam rumah sehingga menulari anggota keluarga lainnya. Klaster Covid-19 keluarga bahkan menjadi perhatian khusus penanganan Covid-19 oleh Presiden Joko Widodo.

Pelita.online – Angka penularan Covid-19 di Indonesia sebagian besar disumbangkan dari klaster keluarga. Hal ini menunjukan rumah sudah tidak lagi aman. Lalu bagaimanakah caranya mencegah agar rumah bisa menjadi aman bagi seluruh anggota keluarga sehingga tidak ada lagi klaster keluarga?

“Salah satu klaster yang paling banyak dialami di Indonesia adalah klaster keluarga,” ungkap tim penanganan Covid-19 Siloam Hospitals Manado, dr Jonathan Surentu di sela Health Talk Siloam Hospitals Manado bertajuk ‘Covid-19 Update’, Jumat (4/12/2020).

Dia mengatakan klaster keluarga adalah salah satu anggota keluarga terinfeksi virus, lalu menularkan ke anggota keluarga lainnya sehingga satu keluarga tertular Covid-19 saat berada di rumah sendiri. Klaster keluarga tentu saja sangat berbahaya. Sebab dari satu orang saja, bisa menularkan ke seluruh anggota keluarganya, bahkan lingkungan sekitar rumahnya.

Di Jakarta, dari total kasus 140.238, sebanyak 39% berasal dari klaster keluarga atau sebanyak 54.692 orang. Tak jauh berbeda ditunjukkan dari di Bogor. Dari total kasus sebesar 3.501, sebanyak 46% adalah klaster keluarga (1.610 orang).

Menurut dr Jonathan, klaster keluarga semakin banyak karena karena membiarkan anak-anak bermain bersama di lingkungan komplek, kegiatan berkumpul warga seperti arisan, acara, rapat bahkan acara ulang tahun. Selain itu, liburan atau jalan-jalan ke tempat publik. Hal itu biasanya tidak menerapkan protokol kesehatan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Namun, penerapan 3M menjadi tidak mudah diterapkan apabila di rumah sendiri. Cara yang bisa dilakukan adalah perhatikan ventilasi, buka jendela dan pintu agar udara segar mengalir. Durasi, kurangi interaksi dengan keluarga yang rentan. Sediakan kamar untuk anggota keluarga yang sakit. Terakhir, jaga jarak dengan anggota keluarga yang rentan, seperti lansia, penyakit kronis dan balita.

Selain itu, ganti baju setelah bepergian atau beraktivitas di luar rumah. Sebab, seperti yang diketahui virus corona dapat bertahan pada permukaan benda selama beberapa jam, termasuk pada pakaian. “Segera mandi dan ganti baju setelah beraktivitas di luar rumah, jangan bersandar atau menyentuh apa pun sepulang dari bepergian,” kata dia.

Menurut dia, hal yang penting dilakukan adalah patuhi protokol kesehatan dimana pun dan kapan pun. Sedangkan di rumah selektif menerima kunjungan atau tamu.

Takut Rumah Sakit
Sementara Kepala Unit Gawat Darurat Siloam Hospitals Manado dr Raymond Lumentut mengatakan di masa pandemi banyak yang merasa takut ke rumah sakit untuk memeriksakan gejala. Padahal, masyarakat tidak perlu khawatir datang ke rumah sakit. “Dengan penanganan yang cepat dan tepat sedini mungkin, akan menentukan hasil yang maksimal,” tegasnya.

Dr Raymond menjelaskan hal itu karena saat ini rumah sakit, terutama Siloam Hospitals Manado dan seluruh rumah sakit Siloam Grup lainnya, telah menerapkan protokol untuk menjaga keamanan dan kenyaman pasien maupun tenaga medis.

Sumber:BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY