Mengenal Herd Immunity di Tengah Pandemi Virus Corona

0

Pelita.online – Pandemi virus corona (Covid-19) masih terjadi di ratusan negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan data resmi dari pemerintah, per Jumat (3/4/2020), pasien positif terinfeksi virus corona telah mencapai 1.986 orang, dengan pertambahan kasus sebanyak 196.

Di tengah pandemi virus corona, muncul istilah ‘herd immunity’ yang disebut-sebut dapat memperlambat penyebaran virus tersebut. Benarkah?

Herd immunity merupakan konsep epidemiologis yang menggambarkan keadaan di mana populasi cukup kebal terhadap penyakit, sehingga infeksi tidak akan menyebar dalam kelompok itu.

Dengan kata lain, cukup banyak orang tidak bisa mendapatkan penyakit, baik karena vaksinasi atau kekebalan alami.

“Ketika sekitar 70 persen populasi telah terinfeksi dan pulih, kemungkinan wabah penyakit menjadi jauh lebih sedikit karena kebanyakan orang resisten terhadap infeksi,” ujar profesor penyakit menular berbasis di Inggris, Martin Hibberd seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (4/4/2020).

Berdasarkan bukti yang ada saat ini bahwa satu orang yang terinfeksi virus corona rata-rata menginfeksi antara dua hingga tiga orang lainnya. Artinya, jika tidak ada tindakan lain yang diambil, kekebalan kelompok akan meningkat ketika antara 50 hingga 70 persen populasi kebal.

Namun, ahli epidemiologi yang bekerja pada penyakit kronis di Sydney, Australia, Gideon Meyerowitz-Katz mengungkapkan, herd immunity bukanlah solusi terbaik untuk mencegah penyebaran virus corona.

“Ya, itu mungkin akhirnya terjadi, tapi berharap itu akan menyelamatkan kita semua, tidak realistis. Sampai kita memiliki vaksin, siapa pun yang berbicara tentang herd immunity sebagai strategi pencegahan Covid-19 adalah salah,” kata Gideon dalam tulisannya di Science Alert.

 

Sumber : iNews.id

LEAVE A REPLY