Menjemput Pintu Tobat

0
Ramadhan./ Sumber foto : www.ramadhan.fm

JAKARTA, Pelita.Online – Ramadhan 1438 Hijriyah sudah tiba. Di Indonesia, mayoritas umat Islam mulai melaksanakan ibadah puasa sejak 27 Mei 2017. Masjid-masjid pun mulai ramai oleh jamaah sepanjang waktu, terutama menjelang berbuka puasa.

Ramadhan disebut-sebut sebagai bulan terbaik di antara bulan lainnya. Pada bulan tersebut terdapat banyak keutamaan yang diturunkan oleh Allah SWT bagi umat-Nya. Allah juga membuka pintu ampunan selebar-lebarnya kepada mereka yang sungguh-sungguh melakukan pertobatan.

Ustaz Subhan Bawazier mengajak umat Islam agar memanfaatkan kesempatan di bulan Ramadhan menjemput pintu tobat. Menurut Ustaz Subhan, tobat tidak terbatas oleh usia. Sebab itu, sejak usia muda harus diperbanyak bertobat. “Rahmat yang kita rasakan (pada bulan ramadhan) bisa nggak dikemas menjemput tobat sebelum terlambat?” ujar Ustaz Subhan, dalam kajian ramadhan, di Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Ahad (28/5).

Ustaz Subhan menegaskan, bertobat tidak menunggu usia tua. Di usia muda merupakan masa yang layak untuk menjemput pintu tobat, terlebih pada bulan Ramadhan. Kendati demikian, Ustaz Subhan mengatakan, yang paling sulit yaitu mempertahankan tobat. Menurut dia, ulama memberikan nasehat tentang menjemput tobat antara lain dengan meyakini bahwa Allah SWT Mahamelihat. Dengan begitu, umat akan lebih berhati-hati jika akan berbuat kemungkaran.

Ustaz Subhan mengajak umat menjadi orang yang ihsan. Ihsan, kata dia, adalah orang patuh terhadap perintah Allah dan selalu berbuat kebenaran. Kemudian, Ihsan juga orang sabar dalam menjalankan ibadah serta khusyuk, gemar bersedekah dan berpuasa. “Allah menciptakan (manusia) untuk bersandar kepada Allah. Bangkitkan kesadaran di momen Ramadhan,” kata Ustaz Subhan.

Cara menjemput tobat selanjutnya, yaitu dengan mengingat keagungan Allah SWT. Itu artinya, umat Islam agar selalu mengingat kepada penciptanya. Dengan begitu, ustaz Subhan meyakini akan banyak nikmat yang didapatkan dari Ramadhan. Ustaz Subhan menyerukan supaya umat Islam meraih kesempatan dibukanya pintu tobat oleh Allah. Selain itu, dibukanya pintu surga pada bulan ini agar berbondong-bondong meraihnya

Pada bulan ini, kata dia, umat Islam diminta memperbanyak membaca istighfar kepada Allah SWT. Umat dianjurkan memperbanyak ibadah selama Ramadhan. Sebab, ibadah di bulan ini juga untuk kepentingan pada bulan berikutnya. “Hanya orang beriman yang memetik kemuliaan Ramadhan,” ujar Ustaz Subhan menegaskan.

Selanjutnya, umat Islam harus mengingat nikmat Allah agar bisa menjemput tobat. Ustaz Subhan meminta agar tidak membalas nikmat Allah dengan kekufuran. Untuk itu, menikmati puasa adalah satu membalas nikmat Allah SWT. Cara lain menjemput tobat yaitu dengan menyadari bahwa Allah Mahaperkasa. Umat Islam harus meyakini bahwa Allah mampu memberikan pembalasan dalam bentuk apa pun dan kapan pun. Selain itu, pada bulan Ramadhan, umat Islam juga diajak agar memperbanyak membaca Alquran.

Kajian Ramadhan tersebut digelar bakda Ashar sampai menjelang berbuka puasa. Kajian tersebut diikuti oleh ratusan jamaah dari berbagai daerah di Ibu Kota. Mereka dengan khidmat mengikuti ceramah yang disampaikan oleh Ustaz Subhan Bawazier. Mulyadi (25 tahun), salah satu jamaah, menyambut baik kajian yang diselenggarakan oleh Masjid Agung Al-Azhar. Menurut dia, kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi umat Islam. Dari kajian tersebut dapat menambag ilmu tentang puasa. “Harapannya, puasa saya bisa lebih baik dan banyak ilmu,” kata Mulyadi kepada Republika.

Mulyadi yang bekerja sebagai pegawai toko di Blok M mengaku cukup jarang mengikuti kajian karena kesibukannya bekerja. Hanya saat memiliki waktu luang dirinya pergi ke majelis taklim guna mengikuti kajian. Amsar, jamaah lainnya, juga berharap mendapatkan ilmu dari kajian tersebut. Pasalya, Amsar merasa puasa yang dijalankan setiap tahunnya masih banyak kekurangan. Untuk itu, Amsar berharap puasa tahun ini bisa lebih baik.

Amsar datang ke kajian ini bersama anaknya. Dia mengikuti kajian tersebut guna mendapatkan pengetahuan tentang puasa. Amsar bersyukur dari kajian tersebut banyak ilmu yang didapatkan. “Kebetulan juga tidak terlalu sibuk di rumah, ya mendingan ikut ini saja,” ujarnya.

Sementara itu, Perwakilan Yayasan Al-Azhar Suhadi dalam kesempatan tersebut mengaku gembira dengan antusiasme masyarakat yang mengikuti pengajian. Terlebih, kata dia, peserta kajian didominasi oleh kaum muda. “Kali ini saya terharu,” ujar Suhadi.

Suhadi mengatakan, pemuda adalah generasi masa depan untuk menjaga persatuan. Apalagi, kondisi kebangsaan saat ini yang sedang dihadapi dengan perpecahan antarumat. “Alhamdulillah saya melihat masa depan. Marilah jadi perekat umat. Masalah umat terlalu besar kalau hanya diurus beberapa kelompok,” kata Suhadi menambahkan

Republika.co.id

LEAVE A REPLY