Mensos Sambut Baik Rencana Pembangunan Bengkel Kerja Khusus Disabilitas

0

Pelita.online – Menteri Sosial Juliari P. Batubara menyambut baik rencana pembangunan bengkel kerja (workshop) khusus bagi penyandang disabilitas. Rencananya, bengkel ini akan mulai dibangun pada pertengahan Desember ini.

“Saya menyambut baik rencana ground breaking yang disebut sebagai ability hub untuk kawan-kawan kita penyandang disabilitas. Jadi akan dibangun suatu klaster tersendiri. Ini pertama di Indonesia,” kata Juliari dalam keterangan tertulis, Minggu (8/12/2019).

Pada kegiatan Pencanangan Bulan Donor Darah Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2019 di Bekasi satu hari yang lalu, Juliari mengapresiasi langkah nyata dari dunia usaha dalam memberikan kesempatan kepada para penyandang disabilitas mengembangkan usaha produktif.

“Ini langkah inovatif. Saya berharap, nantinya rencana ini akan membawa manfaat sebesar-besarnya tidak hanya untuk para penyandang disabilitas tapi juga masyarakat luas,” katanya.

Rencananya, bengkel kerja khusus penyandang disabilitas ini, akan digarap oleh PT Metropolitan Land Tbk melalui Yayasan Metropolitan Peduli (YMP). Nantinya, YMP akan menyediakan lahan dan bangunan untuk bengkel kerja yang disebut sebagai “ability hub” di kawasan proyek Metland Cibitung.

Sebelumnya, Ketua Panitia Pusat HKSN 2019 Kris Budiharjo mengatakan pembangunan bengkel kerja ini memilih lokasi di salah satu klaster di kawasan Met Land Cibitung dengan luas total bangunan 1.451 meter persegi dan tanah 4.862 meter persegi. Untuk berapa banyaknya penyandang disabilitas yang mampu ditampung oleh Ability hub ini, Kris mengatakan akan menunggu informasi lebih lanjut dari Kementerian Sosial.

“Nantinya akan ada 12 jenis usaha yang akan melibatkan para penyandang disabilitas. Pihak YMP membantu mulai penyediaan sarana prasarana, pelatihan, hingga pemasaran,” tutur Kris.

Jenis usaha yang akan dikembangkan meliputi pembuatan kaki/tangan palsu, pembuatan hotel amenities, kerajinan tas souvenir/goodie bag, kerajinan pembuatan souvenir, pembuatan alat peraga pendidikan, pembuatan batik, garment, sablon, lukisan dan grafis, makanan dan minuman, percetakan ATK, dan lain-lain.

Menurut Kris, Langkah dunia usaha ini merupakan bentuk nyata pemihakan terhadap para penyandang disabilitas. Pembangunan ability hub ini juga didasarkan pada pertimbangan untuk memberdayakan, meningkatkan kemandirian, dan membuka ruang sosialisasi dengan masyarakat bagi para penyandang disabilitas.

“Tujuannya adalah menyediakan wadah bagi penyandang disabilitas agar dapat menyalurkan keterampilannya, memproduksi barang kerajinan, dan konsumsi. Kemudian juga untuk membantu pemasaran hasil usaha para penyandang disabilitas,” tandas Kris.

Langkah YMP sejalan dengan semangat pemerintah, termasuk Kementerian Sosial, dalam mengembangkan lingkungan masyarakat yang inklusif terhadap penyandang disabilitas. Dalam kesempatan sebelumnya, Juliari juga menekankan agar masyarakat tidak melihat keterbatasan fisik seseorang, melainkan lebih kepada kemampuannya.

Dalam rangkaian peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) tahun 2019 yang baru berlalu, beberapa kali Juliari berpesan agar masyarakat menghilangkan diskriminasi terhadap para penyandang disabilitas. Termasuk di antaranya, dengan memberikan akses terhadap sektor-sektor produktif, seperti dalam bekerja maupun berusaha.

Juliari juga meminta kalangan dunia usaha memberikan porsi 1 persen dari karyawannya untuk penyandang disabilitas. Sementara di kalangan kementerian dan lembaga pemerintah, hendaknya dialokasikan sebesar 2 persen dari total pegawai.

 

Sumber : kompas.com

LEAVE A REPLY