Mensos: Setahun Pandemi Covid, Banyak Masyarakat Jadi Korban

0

Pelita.online – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan sudah satu tahun pandemi virus corona (Covid-19) berlangsung, namun belum ada kepastian kapan akan berakhir. Risma menyebut pandemi juga telah banyak memakan korban.

Hal tersebut ia sampaikan dalam acara peresmian Sentra Kreasi Atensi di Balai Rehabilitas Sosial eks Gelandangan dan Pengemis (BRSGEP) Pangudi Luhur, Bekasi. Hadir dalam acara tersebut Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

“Kondisi ini tidak hanya berdampak pada bidang kesehatan tapi juga ekonomi-sosial. Begitu banyak masyarakat yang menjadi korbannya,” kata Risma dikutip dari YouTube Kemensos RI, Kamis (18/2).

 

Risma mengatakan pihaknya telah berupaya membantu masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19, salah satunya membuat tempat tinggal bagi para tunawisma. Selain menyediakan tempat tinggal, Kemensos juga membuat dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi para pemulung.

“Karena itu kami mencoba membuat rusunawa untuk tempat tinggal pemulung dan tunawisma serta membuka lapangan kerja melalui sentra kreasi atensi,” ujarnya.

Mantan wali kota Surabaya itu mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Kementerian PUPR membangun 2 unit rusun untuk para pemulung. Ada dua lokasi yang telah disiapkan, pertama di Balai Pangudi Luhur Bekasi, Jawa Barat, dan Pasar Rebo, Jakarta Timur.

“Saya mendatangi Kementerian PU, dan alhamdulilah Menteri PU menyanggupi untuk dibangunkan 2 blok rumah susun, satu di Bekasi, satu di Jakarta di Pasar Rebo yang rata-rata per bloknya kurang lebih ada 100 unit,” ujar Risma.

Ia juga mencoba meningkatkan pemasukan para pemulung dengan menyediakan mesin pres dan mesin pencacah sampah plastik. Menurutnya, dengan dua mesin tersebut sampah plastik yang dikumpulkan pemulung bisa dijual dengan harga lebih mahal ke pengepul.

Risma menyebut para pemulung yang mengumpulkan sampah kemudian langsung menjual ke pengepul hanya mendapat Rp2.000 per 1 kg. Namun, jika sampah plastik tersebut sudah dipres per kilogramnya bisa dihargai Rp4.000, dan Rp11 ribu apabila sudah dicacah.

“Ini akan menambah income pendapatan pemulung. Jadi karena itu kenapa kami memberikan bantuan untuk mereka, mesin pres dan mesin cacah,” ujarnya.

Sumber : Cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY