Momen Pelukan Jokowi-Prabowo Penuh Inspirasi di Tengah Perbedaan

0

Pelita.online – Momentum momen emas atlet pencak silat Hanifan Yudani Kusumah yang menyatukan Jokowi dan Prabowo dalam satu pelukan dinilai sebagai aspirasi sebagian besar rakyat Indonesia.

Pengamat politik Manilka Research Herzaky M Putra mengatakan, momentum di arena Asian Games itu menyiratkan pesan kepada anak bangsa bahwa apapun perbedaan pandangan, perbedaan cara dalam mengelola bangsa ini, seharusnya tidak membuat bangsa ini terbelah.

“Berbeda pandangan wajar, tapi tidak saling menyerang, apalagi melakukan teror, baik di media sosial maupun di kehidupan nyata seperti melakukan persekusi. Seorang Hanifan berani untuk melakukan ini, disaat dia memiliki momentum untuk itu,” kata Zaky kepada SINDOnews, Jumat (31/8/2018).

Lantas, apakah tokoh-tokoh politik yang berada di sekeliling Jokowi dan Prabowo, pegiat media sosial, dan masyarakat umum, mau menggunakan setiap momentum untuk saling bertukar pikiran secara positif dan memberikan ruang bagi pemikiran yang berbeda?

Zaky mengatakan, momentum persatuan yang dipertontonkan Jokowi-Prabowo harus dijaga dan diamplifikasi seluas mungkin. Agar menjadi inspirasi bagi setiap insan di republik ini. Agar setiap pihak yang terlibat dalam perbedaan pandangan politik selama ini, tetap bisa saling menghargai satu sama lain dan menjaga iklim tetap kondisif.

“Menjauhi rasa saling curiga, apalagi secara berlebihan, terhadap pihak-pihak yang memiliki perbedaan pandangan,” imbuh Zaky.

Dia pun menggarisbawahi jebakan pertikaian di dalam media sosial yang kerap terjadi di era digital ini. Menurutnya, publik dan kelompok kepentingan di tanah air harus keluar dari jebakan pertikaian di media sosial yang banal itu.

“Momentum pelukan Hanifan, Jokowi, dan Prabowo ini, sebaiknya kita jaga dan rawat. Agar kita terjebak dalam polarisasi dan negativisme secara berlebihan di dunia maya dan dunia nyata,” ucap Zaky.

Sindonews.com

LEAVE A REPLY