Munarman FPI Sebut Yusuf Mansur Tak Masuk Barisan Inti 212

0
Sekretaris Umum DPP Front Pembela Islam (FPI) Munarman. (CNN Indonesia/Hesti Rika)

Pelita.online — Sekretaris Umum DPP Front Pembela Islam (FPI) Munarman menyebut Yusuf Mansur tidak pernah berada dalam barisan aksi 212.

Dia mengaku dulu tidak pernah melihat Yusuf Mansur ikut dalam rapat-rapat persiapan aksi yang dilakukan pada 2 Desember 2016 lalu. Munarman sendiri mengaku kala itu ditunjuk sebagai komandan lapangan aksi dan masuk jajaran panitia inti.

“Enggak pernah dia (Yusuf Mansur) di barisan 212. Saya enggak lihat dan dia enggak pernah ikut rapat seingat saya,” tutur Munarman saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (9/4).

Munarman menjelaskan kala itu dirinya ditunjuk sebagai komandan lapangan oleh panitia inti aksi 212. Panitia inti yang dimaksud yakni Imam Besar FPI Rizieq Shihab, eks Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) Bachtiar Nasir, Zaitun Rasmin serta bendahara GNPF MUI Luthfie Hakim.

Para anggota panitia inti tersebut, lanjut Munarman, sering menghelat rapat. Tentu dalam rangka mempersiapkan aksi. Namun, Munarman mengaku tidak pernah melihat Yusuf Mansur di sana.

“Kami sering rapat, dan enggak pernah ada Yusuf Mansur,” kata Munarman.

Yusuf merupakan salah satu tokoh yang turut hadir dalam Aksi 212 yang berlangsung pada 2 Desember 2016. Aksi unjuk rasa itu diselenggarakan terkait dengan kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta kala itu, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Namun, pria kelahiran 19 Desember 1976 itu tak menghadiri saat acara tersebut digelar bertajuk reuni pada 2018 silam.

Kala itu, Yusuf mengaku sudah memiliki agenda di Pandeglang, Jawa Barat yang telah dijadwalkan sejak lama. Ia hanya berdoa agar Reuni 212 dapat berjalan lancar dan mengirim para santrinya untuk terlibat dalam tim bersih-bersih, ambulans, serta, tenaga medis.

Munarman enggan mengamini jika ada asumsi bahwa Yusuf Mansur memiliki pengikut di kalangan alumni 212. Dia pun enggan berkomentar perihal sikap Yusuf Mansur yang kini terang – terangan mendukung paslon nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) – Ma’ruf Amin, yang mana berbeda dengan sikap Persaudaraan Alumni 212.

Munarman pun tidak mau memberi tanggapan tentang potensi alumni 212 pengikut Yusuf Mansur menjadi ikut mendukung Jokowi – Ma’ruf ketimbang Prabowo Subianto – Sandiaga Uno yang didukung penuh oleh PA 212.

Munarman menyatakan dirinya enggan larut dalam wacana semacam itu.

“Saya malas sebenarnya mengomentari orang- orang yang menyeberang ke sana. Enggak ada gunanya dan enggak ada manfaatnya,” ucap Munarman.

Sebelumnya, Yusuf Mansur menyatakan dukungan secara terang-terangan kepada Jokowi-Amin di Pilpres 2019. Dia menunjukkan sikapnya itu melalui video yang diunggah di akun Instagram @yusufmansurnew pada Selasa (9/4).

“Saya, Yusuf Mansur, menghargai pilihan ustaz-ustaz dan ustazah-ustazah yang lain. Menghargai pilihan-pilihan ulama-ulama dan kiai-kiai yang lain. Tokoh-tokoh yang lain. Sebagaimana saya juga yakin, yang lain pun akan menghargai pilihan terbaik saya juga. Bahwa saya mendukung dan memilih Bapak Haji Jokowi dan Kiai Ma’ruf Amin, sebagai Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden 2019-2024,” kata salah satu cuplikan perkataan Yusuf dalam video yang ia unggah tersebut.

Ustaz yang mengembangkan bisnis uang elektronik, PayTren, mengatakan Jokowi sudah menunjukkan bukti kerja yang cukup selama 4,5 tahun kepemimpinannya.

“Tidak ada azan yang dilarang, masjid yang ditutup, pendidikan Islam malah makin menjamur. Islam Indonesia wangi,” ujar Yusuf.

Sebelum pria yang juga karib dengan sapana UYM itu menggunggah video tersebut, dukungan dirinya kepada Jokowi sempat tersirat pula lewat obrolan dirinya dengan mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) yang kini jadi kader Golkar, Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi.

TGB yang telah menjadi Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu Golkar mengunggah screenshot atau tangkapan layar percakapan dirinya dengan Yusuf Mansur melalui aplikasi WhatsApp di akun instagram pribadi @tuangurubajang pada 8 Februari 2019.

Dalam tangkapan layar itu terlihat percakapan Yusuf tentang calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo. Yusuf menyebut tuduhan anti Islam yang selama ini ditudingkan pada Jokowi adalah fitnah.

Menanggapi perbincangan dirinya dengan TGB tersebut, pada 13 Februari 2019, Yusuf membantah obrolan itu terkait dengan dukungan bagi Jokowi-Ma’ruf.

“Posisi saya mengingatkan. Itulah yang terjadi dalam WhatsApp-an dengan TGB,” ujar Yusuf kala itu.

Yusuf mengingatkan semua pihak agar menggunakan bahasa yang baik kepada pihak lain meski berbeda pilihan politik. Sebab, ia melihat perilaku negatif kerap digunakan segelintir orang dalam Pilpres 2019, salah satunya merendahkan ibu Jokowi dan Sandiaga.(bmw/kid)

 

Sumber: cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY