Orang-Orang Kaya Amerika Mengungsi ke Selandia Baru di Tengah Corona

0

Pelita.online – Wabah virus corona yang merebak ke berbagai negara dunia telah menciptakan kekhawatiran banyak orang. Tak terkecuali orang-orang kaya yang berpikir mencari tempat aman.

Orang-orang tajir AS misalnya, mulai mengungsi ke Selandia Baru. Perusahaan manufaktur bunker asal AS, Rising S Co menerima telepon dari klien yang ingin mengaktifkan bunker miliknya di Selandia Baru.

GM Rising S Co, Gary Lynch mengatakan, kliennya yang merupakan pejabat eksekutif perusahaan di Silicon Valley itu selama ini tak pernah menggunakan bunker miliknya senilai juta dolar AS. Dia lupa cara membukanya.

“Dia ingin memverifikasi kode kombinasi kunci dan bertanya soal daya listrik, pemanas air, kapasitas air, dan penyaring udara,” kata Lynch dilansir Bloomberg, Senin (20/4/2020).

Lynch tak menyebut nama kliennya tersebut, namun dia mengungkapkan kliennya menjalnkan perusahaan di Bay Area dan tinggal di New York yang kini menjadi episentrum virus corona dunia.

“Dia ingin pergi ke Selandia Baru untuk kabur dari apa yang terjadi saat ini. Sejauh yang saya tahu, dia masih di sana,” kata Lynch.

Selandia Baru selama ini dikenal sebagai negara tujuan utama orang-orang kaya Amerika untuk mengungsi dari bencana. Berlokasi di selatan Australia, negara yang didiami sekitar 4,9 juta jiwa tersebut mempunyai udara segar dan bersih, pemandangan indah, dan sistem kesehatan yang mumpuni.

Vivos, perusahaan manufaktur lainnya memiliki bunker untuk 300 orang di sebelah utara kota Christchurch, Selandia Baru. Founder Vivos, Robert Vicino menerima telepon dari dua klien prospektif yang memesan bunker di negara tersebut.

Di AS, Vivos memiliki bunker dengan tingkat keamanan militer untuk 5.000 orang di South Dakota, 80 orang di Indiana. Selain itu, Vivos juga tengah membangun banker berkapasitas 1.000 orang di Jerman.

Sementara Rising S Co saat ini memiliki 10 bunker pribadi di Selandia Baru. Rata-rata harga bunker tersebut sekitar 3 juta dolar AS dengan berat sekitar 150 ton. Selain itu, ada juga bunker mewah senilai 8 juta dolar AS yang dilengkapi dengan kamar mandi mewah, ruang gaming, gym, hingga bioskop pribadi.

Mihai Dinulescu adalah salah satu bos startup mata uang kripto di Sillicon Valley yang terbang ke Selandia Baru.

“Saya berpikir saat ini atau tidak sama sekali karena saya takut mereka (Selandia Baru) segera menutup perbatasan. Saya merasa kami harus pergi,” kata Dinulescu.

Pria berusia 34 tahun tersebut mengemasi barangnya dan menitipkan rumah mewah dan semua perabotannya kepada temannya di AS. Dia membeli tiket pesawat yang tersedia untuk terbang ke Auckland pada 12 Maret.

Dinulescu belum berencana untuk pulang ke AS hingga pandemi Covid-19 benar-benar berakhir. Dia saat ini menyewa rumah dua lantai dan tiga kamar tidur dengan pemandangan menghadap ke pantai di Pulau Waiheke. Biaya sewanya sekitar 2.400 dolar AS.

Namun, tak semua orang kaya AS pergi ke luar negeri. Yang jelas mereka semua tengah mengisolasi diri di kediaman masing-masing.

Sam Altman, eks CEO OpenAI mengaku orang kaya saat ini seperti yang lainnya. Diam di rumah menonton Netflix dengan rambut dan janggut yang terus melebat.

 

Sumber : iNews.id

LEAVE A REPLY