Pemimpin Tertinggi Taliban di Provinsi Helmand Gugur

0

Pelita.Online, Helmand – Pemimpin tertinggi gerakan pejuang Taliban di provinsi Helmand, Ahad (02/12), dikabarkan gugur dalam operasi udara tentara lokal dan AS. Saat itu, komandan senior Taliban itu sedang rapat dengan anggotanya.

Gubernur provinsi Helmand, Muhammad Yasin, mengatakan bahwa Abdul Manan, penanggung jawab gerakan Taliban di Helmand, terbunuh bersama 29 anggotanya. Manan tewas dalam serangan udara pada Sabtu (01/12) saat berkumpul dengan komandan dan pejuang lokal distrik Nozad.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid membenarkan gugurnya salah satu pemimpin seniornya itu. Militer AS mengatakan pasukan Afghanistan melakukan operasi ini dengan dukungan AS, khususnya berkaitan dengan keakuratan serangan udara, dengan tujuan mendorong Taliban untuk menerima pembicaraan damai.

Juru bicara pasukan AS di Afghanistan, Kolonel Dave Butler, merasa yakin keberhasilan operasi pembunuhan komandan senior Taliban ini menggoyang gerakan yang selama 17 tahun lebih mereka hadapi itu. Sehingga dapat memaksa Taliban berunding.

“Mereka akan mendapat masalah dalam pertempuran dengan para pemimpin dan komandannya menjadi sasaran serangan. Perudingan damai adalah satu-satunya solusi,” kata Butler dalam pernyataannya kepada media.

Para pejabat Afghanistan mengungkapkan bahwa tewasnya Mullah Manan, yang memimpin pejuang Taliban memperketat kontrol atas Helmand setelah diakhirinya misi tempur internasional pada tahun 2014, adalah sukses besar.

“Komandan tertinggi Taliban di selatan dan kematiannya akan memiliki dampak luas terhadap keamanan,” kata seorang pejabat keamanan senior di Kabul.

Laporan itu muncul ketika pasukan keamanan yang didukung Barat dan Taliban berusaha untuk mendapatkan momentum sebagai upaya untuk menemukan penyelesaian damai untuk mengakhiri perang 17 tahun di Afghanistan semakin intensif.

Meskipun kontak telah dimulai antara Utusan Khusus AS Zalmay Khalilzad dan perwakilan Taliban, pertempuran belum berhenti karena kedua belah pihak bertujuan untuk mengambil posisi yang lebih baik sebelum pembicaraan perdamaian dimulai.

Perlu dicatat, gugurnya pemimpin senior, atau bahkan pemimpin tertinggi, bukan kali pertama dihadapi Taliban. Namun gerakan tersebut mampu bertahan belasan tahun menghadapi agresi AS. Meninggalnya seorang komandan bukan akhir bagi Taliban.

 

LEAVE A REPLY