Pelita.Online – Lebih dari 100 orang meninggal dunia setelah sebuah pesawat Boeing 737 jatuh dekat Bandara Internasional Jose Marti di Havana, Kuba.
Surat kabar Partai Komunis Kuba, Granma, melaporkan sebanyak tiga orang berhasil selamat, namun dalam kondisi kritis.
“Ada kecelakaan penerbangan yang nahas. Laporannya tidak begitu menjanjikan, kelihatannya ada begitu banyak korban,” ujar Presiden Kuba, Miguel Diaz-Canel. Seusai mengunjungi lokasi jatuhnya pesawat.
Stasiun televisi pemerintah menyebutkan pesawat yang membawa 104 penumpang tersebut semula bertolak dari Havana ke Kota Holguin, di bagian timur Kuba.
Akan tetapi, laman pelacak penerbangan menunjukkan pesawat itu jatuh sesaat setelah lepas landas.
Hak atas fotoAFPPemerintah Meksiko mengatakan pesawat tersebut disewa maskapai Cubana de Aviación dari perusahaan Meksiko, Aerolineas Damojh, dan terakhir kali diinspeksi pada November 2017 lalu.
Saat insiden terjadi, pesawat buatan 1979 itu mengangkut lima kru asal Meksiko, termasuk pilot dan kopilot.
Foto-foto memperlihatkan kepulan asap tebal membumbung dari lokasi kejadian yang berada di jalan raya antara Havana dan Boyeros.
Sejumlah ambulans dan dinas pemadam kebakaran telah dikerahkan ke sana.
Hak atas fotoAFP/GETTY IMAGESBerdasarkan laporan industri penerbangan, 2017 merupakan tahun paling aman bagi pesawat komersial mengingat tidak ada kecelakaan pesawat jet penumpang yang terjadi.
Namun, perubahan drastis berlangsung tahun ini. Pada Maret lalu, setidaknya 49 orang meninggal setelah pesawat yang mereka tumpangi jatuh saat mendarat di Bandara Kathmandu, Nepal.
Kemudian, bulan lalu, pesawat militer jatuh di Aljazair sehingga menewaskan sedikitnya 257 orang.
bbc.com
