Prodi Ilmu Komunikasi UMM Hasilkan 10 Buku Sekali Terbit

0

Pelita.online – Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dalam waktu dekat akan merilis 10 judul buku. Proyek ini berhasil memecahkan rekor penerbitan terbanyak dengan jumlah sepuluh buku.

Kesepuluh buku yang diterbitkan merupakan proyek tugas akhir dari mata kuliah Media dan Masyarakat yang diampu dosen Ilmu Komunikasi, UMM Nurudin. Nurudin mengaku selalu menawarkan mahasiswanya untuk membuat proyek kepenulisan di awal perkuliahan. Tradisi literasi ini sudah dimulainya sejak 2009.

“Pokoknya harus ada publikasi. Kuliah jalan, nilai didapat, publikasi kampus juga ada. Pulang tidak hanya membawa ijazah tetapi juga kenang-kenangan buku,” kata Nurudin dalam keterangan pers yang diterima Republika, Senin (15/6).

Di perkuliahan 2020, Nurudin memberikan opsi menulis buku atau kuliah biasa kepada para mahasiswa. Empat kelas yang dia ampu memilih membuat buku sedangkan sisanya kuliah biasa. Karena pandemi Covid-19, mahasiswa yang memilih kuliah biasa disarankan tugas menulis di media, baik di cetak, daring atau blogspot.

Menurut Nurudin, penentuan tema tugas akhir yang diambil dilakukan secara demokratis. Mahasiswa diminta bermusyawarah lalu memungut suara melalui media sosial maupun di kelas. “Saat memilih buku tentu saya, kan harus memenuhi keinginan mereka. Lagian, itu sesuatu yang sangat baru bagi mereka. Ternyata mereka antusias dan bisa menulis,” katanya.

Menerbitkan tulisan mempunyai tempat tersendiri bagi Nurudin. Dengan menulis lantas menerbitkanya, justru punya hasil yang konkret yakni karya. “Kalau tidak untuk apa? paling naskah tulis itu dikumpulkan ke dosen, selesai. Kalau menerbitkan buku, kan ada manfaatnya. Lalu setelah mereka menulis di media, saya minta untuk mention akun twitter saya dan Prodi komunikasi UMM. Tugas saya me-retweet-nya,” ujar Nurudin.

Dari segi kualitas tulisan, Nurudin tak begitu mempermasalahkannya. Ia selalu mengapresiasi setiap mahasiswanya yang berani memulai memiliki karya dalam bentuk apapun. “Menurut saya tulisannya bagus. Tentu dengan kemampuan mereka sebagai mahasiswa. Tentu saya tidak bisa memakai tolok ukur diri saya sendiri. Produk mahasiswa dan dosen itu kan karya? Menulis buku salah satunya,” kata Nurudin.

Nurudin mengaku akan terus memotivasi mahasiswanya untuk menulis. Ia setidaknya berusaha memaksimalkan kemampuan dirinya dalam menulis. “Buku memang bukan pilihan satu-satunya. Tetapi civitas akademika dituntut untuk punya karya, buku hanya salah satu pilihan,” jelasnya.

 

Sumber : republika.co.id

LEAVE A REPLY