Produksi Vaksin Merah Putih untuk Kemandirian Bangsa

0

Pelita.online – Untuk menyikapi pandemi Covid-19, Indonesia saat ini telah mengembangkan beberapa vaksin dari kerja sama antara berbagai pihak. Salah satu diantaranya adalah, vaksin Merah Putih yang merupakan karya anak bangsa, dan dikembangkan oleh peneliti dari Lembaga Eijkman, LIPI, UI, UGM, ITB, dan Unair.

Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof I Gede Wenten menyampaikan, tahun 2020 ini merupakan tahun yang berat dengan adanya pandemi Covid-19. Namun, Indonesia masih bisa bangkit dari kondisi ini, dengan adanya vaksin Merah Putih yang dikembangkan oleh anak bangsa.

“Semoga, vaksin Merah Putih bisa segera menjadi salah satu solusi hasil karya anak bangsa, yang tentu harus kita dukung sepenuhnya dalam proses pengembangannya,” kata Prof I Gede Wenten, dalam acara Salam Berbagi episode ketujuh dengan topik Vaksin Merah Putih untuk Indonesia, yang dilakukan secara online melalui webinar Zoom dan Youtube, Sabtu (8/11/2020).

Webinar ini menghadirkan narasumber Direktur Utama PT Biofarma Ir Honesti Basyir MBA, Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Prof Dr Kusnandi Rusmil, Kepala Lembaga Eijkman Prof dr Amin Soebandrio PhD, Alumnus ITB yang sedang mengikuti riset vaksin Covid-19 di Oxford Indra Rudiansyah MSi, dan Direktur Registrasi Obat BPOM Dr L Rizka Andalucia MPharm, dan dimoderatori oleh Dosen SITH ITB Fenny Martha Dwivanny PhD.

Kepala Lembaga Eijkman, Prof Amin Soebandrio menjelaskan, vaksin Merah Putih yang merupakan karya anak bangsa, dikembangkan dengan metode rekombinan.

“Vaksin ini murni menggunakan strain Covid-19 di Indonesia, dan pengembangannya dilakukan oleh peneliti Indonesia. Pengembangan vaksin ini, diharapkan sangat tepat untuk masyarakat Indonesia,” jelasnya.

Amin menegaskan, pihaknya mengharapkan pada awal 2021 dapat menyerahkan bibit vaksin Merah Putih kepada PT Bio Farma. “Vaksin Merah Putih saat ini sudah pada tahap akan diuji pada hewan dan setelah itu baru uji klinis tiga kali,” tegasnya.

Direktur Utama PT Bio Farma, Ir Honesti Basyir, mengatakan, pengembangan vaksin Merah Putih ini terkait masalah kemandirian bangsa. “Oleh karena itu kita harus siap dengan segala kondisi, tanpa harus menggantungkan diri pada suplai vaksin dari negara luar,” kata Honesti.

Terkait kerja sama dengan Lembaga Eijkman, Honesti mengatakan, sudah ada pembagian kerja antara Lembaga Eijkman dengan Biofarma, termasuk untuk dilakukan uji klinis.

“Melihat perkembangannya, meskipun kita berusaha untuk melakukan percepatan, tapi sebagai titik awal kami menargetkan vaksin Merah Putih ini mungkin baru akan tersedia pada sekitar 2022,” kata Honesti.

Honesti menjelaskan, Biofarma terus melakukan diskusi dengan Lembaga Eijkman dan pendampingan dari BPOM, apakah ada proses yang mungkin bisa dilakukan percepatan tanpa harus meninggalkan protokol yang wajib secara mandatory dalam proses pengembangan vaksin.

“Kami sudah menyiapkan kapasitas produksi 250 juta dosis per tahun, dan kita harapkan Januari 2021, kapasitas produksi sudah siap untuk memproduksi vaksin,” tandas Honesti.

Direktur Registrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Dra Rizka Andalucia menambahkan, BPOM selaku regulator dalam health security akan terus mengawasi produksi vaksin ini mulai dari pre hingga post-clinical. “Setelah lulus uji klinis tiga, maka BPOM akan mengeluarkan izin untuk produksi massal vaksin Merah Putih,” kata Rizka Andalucia.

Alumnus ITB yang sedang mengikuti riset vaksin Covid-19 di Oxford, Indra Rudiansyah Msi menuturkan, vaksin merah putih yang merupakan vaksin pertama dengan seluruh prosesnya melibatkan orang Indonesia. “Sehingga, vaksin ini sangat berperan penting dalam pengembangan infrastruktur yang dibutuhkan di Indonesia,” katanya.

Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19, Prof Kusnandi memaparkan, proses pengembangan vaksin merupakan proses yang rumit dan kompleks membutuhkan waktu umumnya 10 tahun hingga 15 tahun. “Namun, karena situasi mendesak akibat pandemi seperti ini, akhirnya proses ini dipercepat,” paparnya.

Prof Kusnandi menambahkan, dengan adanya webinar mengenai pengembangan vaksin Merah Putih ini, masyarat menjadi lebih mengetahui perkembangan dari produksi vaksin. “Kita semua tentu berharap, semoga uji vaksin ini berjalan lancar hingga bisa diproduksi massal pada 2021 mendatang,” pungkasnya.

 

Sumber : Beritasatu.com

LEAVE A REPLY