Profesor Kesehatan Paparkan Pentingnya Vaksin dan Imunisasi

0

Pelita.online – Pandemi Covid-19 telah menyadarkan banyak pihak tentang betapa pentingnya menjaga kesehatan, baik melalui imunisasi maupun vaksinasi. Guna melawan pandemi, saat ini Indonesia sedang berjuang untuk memproduksi vaksin Covid-19.

 Dua profesor di bidang kesehatan yakni Sri Rezeki Hadinegoro, Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan Kusnandi Rusmil selaku Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Universitas Padjadjaran (Unpad) menceritakan pengalaman mereka dalam memperjuangkan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia melalui imunisasi dan vaksinasi.

Dalam upaya pencegahan penyakit, Sri menyebutkan ada dua aspek dasar yang harus dipenuhi oleh negara yakni air bersih yang merata dan imunisasi. Saat dua hal ini bisa disediakan dengan baik oleh negara, nyaris 70 persen masalah kesehatan anak terkait infeksi penyakit bisa teratasi.

Sejak pertama kali terjun langsung menjadi dokter saat ditugaskan di pelosok Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada 1972, Sri menyaksikan langsung bahwa permasalahan kesehatan anak-anak Indonesia cukup besar.

Kesadaran terhadap pentingnya imunisasi bagi anak Indonesia pun semakin tertanam di dalam diri Sri yang selanjutnya dipindah tugas ke Jakarta dan merintis program Karang Balita, yang kemudian bertransformasi menjadi Pos Pelayanan Keluarga Berencana – Kesehatan Terpadu (Posyandu).

Sri yang kemudian bertugas di RS Cipto Mangunkusumo dan kini menjadi Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Universitas Indonesia itu menyebutkan bahwa imunisasi perlu dilakukan lebih massif.

Menurutnya imunisasi merupakan standar kesejahteraan sebuah negara. Cakupan imunisasi yang luas memberi gambaran tentang kemajuan ekonomi dan sosial suatu negara.

“Jadi kalau mau melihat standar sejahteranya negara, itu termasuk imunisasi,” kata Sri dikutip dari laman resmi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nasional, Kamis (12/11).

Hal senada dikemukakan Kusnandi Rusmil. Dokter yang pertama kali berkarier di pelosok Lampung pada 1976 ini menyebutkan bahwa permasalahan kesehatan anak-anak Indonesia tergolong kompleks. Apalagi, lanjutnya, vaksin belum berkembang dengan baik pada saat awal dirinya mengabdi di tengah-tengah masyarakat.

 Kedekatan Kusnadi dengan vaksin terjalin saat dia kembali ke Unpad untuk menjadi tenaga pengajar pediatri sosial pasca merampungkan pendidikan spesialis. Dalam mata kuliah yang diajarkan, Kusnandi fokus memberi pelajaran mengenai imunisasi.

Kedekatan lokasi Unpad dan PT Bio Farma juga membuat keilmuan Kusnandi banyak digunakan dalam persiapan produksi beragam vaksin. Nyaris seluruh produk vaksin yang dikembangkan Bio Farma melibatkan keahlian Kusnandi.

“Saya mendapat kepercayaan untuk melaksanakan hampir semua imunisasi. Jadi mulai dari imunisasi DPT, Hepatitis B, uji klinis fase I-II, kemudian Pentabio, kemudian bersama Prof. Sri saya meneliti vaksin Dengue, kemudian vaksin Pneumococcus,” kata Kusnadi.

Hingga kini, Kusnandi Rusmil telah melakukan 26 uji klinis vaksin, termasuk uji klinis fase III vaksin Covid-19 di Indonesia yang melibatkan 1.620 relawan. Sebelum divaksinasi, para relawan ini diambil darahnya. Kemudian satu bulan, tiga bulan, dan enam bulan setelah disuntik diambil darahnya lagi untuk dilakukan evaluasi keamanan vaksin, kadar zat anti bodi, dan efikasinya.

“Sudah 1.620 subjek penelitian yang telah selesai divaksinasi. Sejauh ini tidak ada efek samping yang berbahaya yang dialami relawan. Tinggal kita ikuti perkembangannya,” tuturnya.

Kini, sejumlah pihak di Indonesia sedang menantikan kehadiran vaksin Covid-19 untuk melawan pandemi yang telah berlangsung selama 8 bulan.

Namun lebih luas lagi, baik Sri Rezeki maupun Kusnandi Rusmil sama-sama sepakat bahwa imunisasi merupakan hal penting yang harus terus diperjuangkan pemerintah Indonesia, karena imunisasi dapat mencegah beragam penyakit infeksi yang menjangkit anak-anak atau masyarakat usia dewasa.

“Jadi kita harus bekerja keras agar cakupan imunisasi di Indonesia meningkat. Karena penyakit yang kerap menjangkit anak itu penyakit-penyakit yang bisa dicegah oleh imunisasi,” tutup Kusnandi.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY