Raja Salman Minta Negara-negara Arab Melawan Tindakan Kriminal Iran

0

Pelita.online – Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud meningkatkan retorika terhadap musuh lama Arab Saudi, Iran. Raja Salman meminta negara-negara Arab untuk melawan tindakan “kriminal” Iran terkait serangan terhadap instalasi-instalasi minyak.

Pernyataan Raja Saudi itu disampaikan dalam pembukaan KTT darurat untuk membahas situasi di wilayah Teluk, yang dihadiri para pemimpin negara-negara Arab. KTT yang berlangsung di kota Mekah itu digelar setelah Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat John Bolton mengatakan bahwa Iran hampir pasti berada di balik sabotase empat kapal tanker minyak, termasuk dua kapal Saudi di perairan lepas pantai Uni Emirat Arab, bulan ini. Teheran telah membantah tuduhan tersebut.

Saudi yang merupakan sekutu AS, juga tengah dihadapkan pada serangan-serangan drone dari kelompok pemberontak Houthi di Yaman yang didukung Iran. Serangan tersebut mengakibatkan penutupan sementara sebuah jalur pipa minyak.

“Tidak adanya respons yang tegas terhadap tindakan sabotase Iran di wilayah itu telah mendorongnya untuk melanjutkan dan memperkuat mereka seperti yang kita lihat hari ini,” kata Raja Salman seperti dilansir dari kantor berita AFP, Jumat (31/5/2019).

“Tindakan kriminalnya baru-baru ini … mengharuskan kita semua bekerja serius untuk menjaga keamanan dan pencapaian GCC (Dewan Kerjasama Teluk),” imbuh Raja Salman merujuk pada serangan terhadap instalasi-instalasi minyak di Teluk.

Sebelumnya, pemerintah Saudi juga mengecam apa yang disebutnya sebagai “intervensi” Iran di wilayah tersebut dan menuntut “ketegasan” atas serangan-serangan terhadap tanker dan pipa-pipa minyak di Teluk.

Ketegangan di wilayah tersebut meningkat setelah empat kapal tanker minyak rusak dalam serangan sabotase misterius di lepas pantai Uni Emirat Arab pada 12 Mei lalu. Bolton menyebut kapal-kapal tersebut diserang dengan menggunakan “ranjau-ranjau laut yang hampir pasti berasal dari Iran.” Pemerintah Iran membantah tuduhan itu. Pakar-pakar AS masuk dalam tim dari lima negara yang tengah menyelidiki sabotase tersebut.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY