Rektor Al-Azhar Kairo Kutuk Keras Aksi Teroris di Surabaya

0
Rektor Al-Azhar Kairo Kutuk Keras Aksi Teroris. (Foto: KBRI Kairo)

Pelita.Online – Rektor Universitas Al-Azhar, Mesir, mengutuk keras kelompok teroris dalam aksi di berbagai tempat di Surabaya.

“Serangan keji dan tidak berprikemanusiaan kepada warga sipil tidak berdosa, merusak persatuan dan mengacaukan stabilitas politik dan keamanan,” demikian Rektor Universitas Al-Azhar Prof. Dr. Mohamed Husein Al-Mahrosowy seperti disampaikan dalam rilis KBRI Kairo kepada kumparan Den Haag (kumparan.com), Selasa (15/5) dinihari WIB.

Pernyataan rektor Al-Azhar Prof. Al-Mahrosowy disampaikan pada pertemuan dengan Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Komjen Pol. Drs. Syafruddin, M.Si saat berkunjung ke Kampus Al-Azhar didampingi Dubes RI di Kairo Helmy Fauzy dan mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, Minggu.

“Tindakan seperti itu adalah bertentangan dengan ajaran semua agama dan prinsip-prinsip kemanusiaan,” imbuh rektor Al-Azhar Prof. Al-Mahrosowy.

Rektor meyakini bahwa Indonesia pasti mampu menghadapi kelicikan kelompok teroris ini dengan dukungan aparat keamanan dan rakyat yang bersatu.

Pada kesempatan tersebut rektor Al-Azhar juga menyampaikan rasa duka mendalam atas jatuhnya korban jiwa dalam serangan kelompok teroris terhadap 3 gereja di Surabaya, Indonesia.

Pengamanan ledakan bom di Surabaya.

Pengamanan ledakan bom di Surabaya. (Foto: AFP/JUNI KRISWANTO)

Rektor juga menyampaikan bela sungkawa kepada pemerintah dan rakyat Indonesia serta keluarga korban, seraya mendoakan agar korban luka-luka dalam insiden tersebut segera sehat kembali.

Selain itu, dalam penjelasannya tentang Universitas Al-Azhar, rektor Prof. Al-Mahrosowy antara lain menegaskan bahwa sistem pendidikan Islam di Universitas Al-Azhar Mesir mengajarkan prinsip-prinsip moderasi, toleransi, menerima kelompok lain juga menghormati keyakinan kelompok lain.

“Menghormati keyakinan kelompok lain yang saya maksud di sini bukan berarti mengimani keyakinan mereka, tetapi Islam menganjurkan terciptanya sikap saling menghomati antar pemeluk agama,” jelas Prof. Al-Mahrosowy.

Menurut mantan Dekan Fakultas Bahasa Arab Universitas Al-Azhar tersebut hal itu juga selaras dengan firman Allah yang memerintahkan umat manusia untuk saling mengenal dan menciptakan perdamaian di muka bumi.

Menyinggung mahasiswa Indonesia, rektor menjelaskan bahwa tidak kurang dari 5.000 orang pelajar dan mahasiswa Indonesia saat ini sedang menuntut ilmu di Al-Azhar.

“Sebanyak 4.250 orang pada jenjang S1, S2 dan S3, sementara sekitar 750 orang pada jenjang pra-perguruan tinggi,” demikian Prof. Al-Mahrosowy.

Grand Sheikh

Sementara itu Grand Sheikh Al-Azhar Prof. Dr. Ahmad Mohamed Tayeb berpesan agar persatuan dan kesatuan umat Islam Indonesia selalu dijaga dan dipertahankan dan jangan sampai terpecah belah sesama umat Islam.

Pesan Grand Sheikh Al-Azhar itu disampaikan saat menerima kunjungan Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia di kantornya, Darrasah, Kairo.

“Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, negara kepulauan dengan keragaman suku, bahasa, adat-istiadat, Indonesia telah mampu menjaga persatuan dan kesatuan dengan baik, ini perlu dipertahankan dan didorong lebih baik lagi ke depan,” ujar Grand Sheikh Al-Azhar.

Baik Grand Sheikh Al-Azhar maupun Rektor Universitas Al-Azhar sama-sama mendukung adanya rencana kerja sama antara Dewan Masjid Indonesia dengan Al-Azhar dan keduanya berharap agar masjid-masjid di Indonesia dikelola dan dihidupkan oleh para alumni Al-Azhar.

“Untuk merealisasikan kerja sama pengelolaan masjid ini, Dewan Masjid Indonesia perlu membentuk tim khusus yang tugasnya antara lain menjalin komunikasi dan koordinasi intensif dengan Al-Azhar, sehingga Al-Azhar dapat menyampaikan masukan dan gagasannya melalui pintu yang tepat,” terang Grand Sheikh Al-Azhar.

Pemeriksaan ledakan bom di Surabaya.

Pemeriksaan ledakan bom di Surabaya. (Foto: AFP/JUNI KRISWANTO )

Lebih lanjut, Grand Sheikh Al-Azhar juga menawarkan pelatihan imam dan da’i yang ditunjuk oleh Dewan Masjid Indonesia, baik mereka datang ke Mesir atau pun para instruktur dari Al-Azhar yang datang ke Indonesia.

Pola tersebut juga bisa dikombinasi dengan cara Al-Azhar memberikan pelatihan kepada para alumni S1 Al-Azhary asal Indonesia sebelum mereka kembali ke tanah air dan direkrut oleh Dewan Masjid Indonesia untuk mengelola masjid di salah satu kota di Indonesia.

Kunjungan delegasi Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia ke Mesir selama 2 hari telah menghasilkan banyak masukan dan kesepakatan kerja sama dengan Al-Azhar yang diharapkan dapat menghasilkan manfaat besar bagi kedua negara.

Pada kesempatan tersebut Grand Sheikh Al-Azhar juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada pemerintah Indonesia atas penerimaan yang hangat selama kunjungannya ke Indonesia pada 1-3 Mei 2018 baru-baru ini.

kumparan.com

LEAVE A REPLY