Risiko Kesehatan Mental di Balik Memukul Bokong Anak

0

Jakarta, Pelita.Online – Ketika anak melakukan kesalahan, sebagian orang tua masih memberikan hukuman fisik berupa memukul bokong. Padahal, memukul bokong anak dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental pada anak ketika mereka dewasa.

Hal ini terungkap dalam penelitian terbaru dalam jurnal Child Abuse & Neglect. Dalam penelitian ini, tim peneliti meminta lebih dari 8.300 penduduk California dewasa untuk mengisi sebuah survei terkait masa kecil mereka.

Sebanyak 55 persen responden mengaku pernah dihukum pukul bokong setidaknya beberapa kali dalam satu tahun ketika masih kecil. Setelah dianalisa, 55 persen responden memiliki kecenderungan bunuh diri 37 persen lebih tinggi dibandingkan responden yang tak pernah mendapatkan hukuman pukul bokong saat kanak-kanak.

Di samping itu, responden yang pernah mendapatkan hukuman pukul bokong di masa kecil juga memiliki kecenderungan sekitar 33 persen menjadi penyalahguna obat-obatan terlarang. Selain itu, 23 persen di antara responden tersebut juga cenderung memiliki kebiasaan minum alkohol dalam taraf sedang hingga berat.

Peneliti juga meemukan bahwa anak yang mengalami penyiksaan fisik ataupun emosional memiliki masalah kesehatan mental yang lebih banyak ketika dewasa. Akan tetapi, tim peneliti belum menemukan korelasi antara risiko penyiksaan fisik dan emosional ini dengan hukuman pukul bokong.

“Kelihatannya ada sebuah dampak unik di balik pukul bokong (spanking),” ungkap slah satu peneliti, Andrew Grogan-Kaylor, seperti dilansir WebMD.

Andrew menambahkan bahwa penelitian ini belum membuktikan bahwa memukul bokong pasti akan menyebabkan masalah kesehatan mental ketika anak dewasa. Akan tetapi, penelitian ini menunjukkan bahwa memukul bokong memiliki konsekuensi jangka panjang bagi anak.

Penelitian yang dilakukan Andrew dan tim bukan satu-satunya yang menunjukkan dampak negatif di balik hukuman pukul bokong. Andrew mengatakan ada cukup banyak penelitian lain yang juga mengindikasikan bahwa memukul bokong tidak baik untuk anak.

“Hampir tak ada literatur yang menunjukkan bahwa memukul bokong memiliki efek positif,” jelas Andrew.

American Academy of Pediatrics (AAP) sejak lama menyerukan penolakan terhadap hukuman pukul bokong. Mereka mengungkapkan bahwa hukuman pukul bokong yang berulang dapat mengajarkan anak bahwa sikap agresi atau menyerang merupakan solusi dalam menyelesaikan konflik. Di samping itu, hukuman pukul bokong juga dapat memperburuk masalah perilaku pada anak.

AAP menyarankan orang tua untuk menggunakan ‘hukuman’ non fisik dalam mendisiplinkan anak. Salah satunya adalah time-out atau mengambil akses anak terhadap hal tertentu dalam jangka waktu pendek.

“Dari sudut pandang perkembangan medis dan sosial, memukul bokong tidak baik,” kata anggota AAP Dr Benjamin Siegel.

 

republika.co.id

LEAVE A REPLY