Sekolah Dibuka 2021, Mendagri Minta Sosialisasi Protokol Kesehatan Masif

0

Pelita.online – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan pihaknya mendukung proses belajar-mengajar tatap muka. Namun, perlu dipersiapkan langkah-langkah antisipasi agar proses pembelajaran tatap muka tidak menyebabkan cluster penyebaran Covid-19 baru di lingkungan pendidikan.

“Pada prinsipnya, dari Kemdagri mendukung langkah-langkah ini,” kata Mendagri, pada acara Pengumuman Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19, Jumat (20/11/2020).

Menurut Tito, arahan-arahan yang sudah tercantum dalam SKB akan sangat membantu satuan pendidikan dalam menghadapi proses belajar-mengajar tatap muka di tengah pandemi Covid-19.

Apabila SKB dapat dikoordinasikan dan disosialisasikan dengan baik, ia berharap ada dukungan dari dinas komunikasi dan informatika (diskominfo), serta humas dari setiap daerah untuk mengedukasi orang tua sehingga anak-anaknya melindungi diri dengan mematuhi protokol kesehatan. Misalkan, menggunakan masker, hand sanitizer dan lain-lain.

“Kami kira sudah baik, dan ini perlu ada langkah-langkah untuk meyakinkan bahwa langkah-langkah tersebut dilaksanakan dan diikuti, ini memerlukan koordinasi dan sosialisasi,” imbuhnya.

Mendagri kembali mengingatkan bahwa potensi penularan yang mesti diwaspadai tidak hanya di dalam lingkungan pendidikan sekolah atau pesantren, tetapi di lingkungan luar sekolah.

Berdasarkan data dari Hamburg, Jerman dan Channel News Asia, lanjut Tito, dari 472 sekolah yang aktif bertatap muka, 171 sekolah di antaranya terinfeksi. Kemudian, 78% dari 372 anak-anak yang terinfeksi pada saat musim panas dan musim gugur tertular dari aktivitas di luar sekolah.

“Kami baru saja membaca data dari Jerman, dari Hamburg, itu menyampaikan bahwa di CNA hari ini, sebagian besar anak terinfeksi Covid-19 di luar sekolah,” ujarnya.

Untuk itu, Tito juga meminta dukungan dari dinas perhubungan (dishub) dan stakeholder terkait untuk mengupayakan keamanan pada sistem transportasi yang menjadi alat mobilisasi anak-anak ke sekolah. Yakni dengan membuat aturan jelas terkait penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Karena, menurutnya, akan terjadi lonjakan jumlah penumpang dari anak-anak sekolah apabila sudah aktif belajar tatap muka.

“Kita juga perlu melakukan precaution atau langkah-langkah antisipatif agar anak-anak kita, dengan adanya tatap muka, mereka akan melakukan mobilitas dari rumah. Yang tadinya belajar dari rumah, mereka harus bergerak menuju sekolah,” tuturnya.

Sumber:BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY