Seorang Pencari Suaka Uighur Terancam Hukuman Mati Setelah Dipulangkan Jerman

0
Foto: China berusaha menutupi kondisi sebenarnya dari Muslim Uighur. (AFP)

Pelita.Online, Jerman – Kongres Uighur Dunia (World Uyghur Congress/WUC) menyesalkan adanya pemulangan kembali seorang pencari suaka Uighur ke Cina, yang dilakukan oleh pemerintah Jerman. Dia kini terancam hukuman mati.

WUC memaparkan bahwa dari laporan yang mereka terima hingga pekan lalu, pencari suaka berumur 22 tahun tersebut kini sedang dalam penjara Cina atas tuduhan “separatisme”. “Dia dituduh separatis yang dapat membuatnya dijatuhi hukuman penjara yang panjang atau bahkan hukuman mati,” sebut WUC dalam rilis yang diterima kiblat.net, Selasa (18/12/2018).

Meskipun pemerintah Jerman telah mengangkat kasus tersebut di beberapa kesempatan, namun mengingat perkembagan terkini, WUC tetap mendesak pemerintah Jerman untuk melipatgandakan upaya mereka. Dalam rilis yang sama, Presiden WUC Dolkun Isa juga mendesak pemerintah Jerman untuk memperbaiki kesalahan tersebut.

“Pemuda ini telah berusaha melarikan diri dari penganiayaan di Cina, hanya untuk dikirim kembali ke situasi yang mengerikan. Kami mendesak pemerintah Jerman untuk melakukan segala daya untuk memperbaiki kesalahan ini, karena kehidupan dan kebebasannya sangat terancam,” kata Isa.

Kasus yang menimpa pencari suaka itu menunjukkan ancaman signifikan yang dihadapi pelarian Uighur. WUC mendesak agar mereka yang telah melarikan diri dari Cina tidak dipaksa kembali ke wilayah itu.

“Di mana mereka akan menghadapi risiko pelanggaran hak asasi manusia yang berat termasuk penyiksaan, penghilangan paksa atau bahkan kematian,” imbuh Isa.

Diketahui, pengungsi muda tersebut dikembalikan pada April 2018 lalu setelah kesalahan administrasi dilakukan pihak berwenang Jerman. Tak lama setelah orang ini secara keliru dikembalikan ke Cina, pemerintah Jerman mengeluarkan moratorium pengiriman kembali pengungsi Uighur dan pencari suaka ke Negeri Tiraia Bambu. Sikap itu menunjukkan pengakuan atas terjadinya penganiayaan dan diskriminasi yang akan mereka hadapi karena identitas etnis mereka.

“Swedia juga mengeluarkan moratorium untuk mengembalikan Uighur ke Cina. Untuk mencegah lebih banyak lagi Uighur yang mengalami nasib yang sama, kami mendesak negara-negara lain untuk mengikuti contoh mereka dan memastikan bahwa tidak ada lagi Uighur yang akan dikirim kembali ke Cina,” tutup WUC.

Kiblat.net

LEAVE A REPLY