Twitter Kejam, Blokir Akun Sebar Hoax Vaksin Covid-19

0

Pelita.online – Twitter menyikapi serius akun-akun yang menyebarkan hoax terkait vaksin Covid-19. Setelah memperketat dengan memberi tanda pada akun yang menyebar informasi salah, media sosial itu juga tak segan-segan memblokir akun selamanya.

Sebelum diblokir permanen, Twitter akan memberlakukan lima kali teguran kepada pengguna yang melanggar aturan.

Label yang disematkan di postingan twitter mirip dengan tanda misinformasi sebelumnya. Namun ini lebih detail dengan tautan informasi yang relevan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.

Twitter sendiri memiliki kriteria khusus untuk melabeli informasi yang menyesatkan. Tetapi secara umum Twitter memiliki lima kategori informasi hoax atau menyesatkan.

– Informasi yang salah tentang sifat virus

– Informasi yang salah tentang kemanjuran pengobatan dan tindakan pencegahan

– Informasi yang salah tentang peraturan, batasan, dan pengecualian terkait dengan nasihat kesehatan

– Informasi yang salah tentang prevalensi virus dan risiko infeksi atau kematian

– Afiliasi yang menyesatkan (misalnya, mengaku sebagai dokter atau pejabat kesehatan masyarakat)

Pada satu cuitan berbahaya yang dilabeli Twitter pada akun pengguna, terhitung sebagai teguran pertama.

Jika Twitter menentukan informasi salah dan sangat berbahaya yang dapat memicu konspirasi terkait vaksin SARS-CoV-2 perusahaan juga dapat menghapus cuitan tersebut, yang dihitung sebagai peringatan kedua.

Pihaknya juga dapat menghapus cuitan yang dianggap sebagai teguran kedua. Teguran tersebut meningkat jika kerap dilakukan pengguna, dan dapat memicu tindakan lain dari Twitter.

Berikut teguran yang dilayangkan Twitter kepada pengguna yang menyesatkan informasi.

– Peringatan pertama : tidak ada tindakan pada akun

– Peringatan kedua: akun akan dikunci selama 12 jam

– Peringatan ketiga: akun akan dikunci selama 12 jam

– Peringatan keempat: akun akan dikunci 7 hari

– Peringatan kelima: penangguhan akun permanen.

Dikutip The Verge, menambahkan label sempat dilakukan Twitter untuk menandai disinformasi selama pemilu 2020 di Amerika Serikat, termasuk kepada mantan presiden AS Donald Trump kerap dilakukan.

Perusahaan mengklaim cara ini berfungsi untuk mendorong percakapan yang sehat di jejaring sosial Twitter, dan untuk membantu orang menemukan informasi yang dapat diandalkan dilansir Deccanherald.

Sejak pandemi Covid-19 muncul di awal Maret 2020 Twitter mengatakan telah menghapus 8.400 cuitan, dan telah memberitahu 11,5 juta akun tentang penyebaran informasi hoaks di seluruh dunia.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY