Uang Kertas Total £50 Miliar “Hilang” di Inggris

0

Pelita.online – Ini soal yang cukup rumit: penggunaan uang tunai di Inggris sudah jauh berkurang selama bertahun-tahun, tetapi permintaan pada uang kertas di sana melonjak. Dan tidak seorang pun tahu pasti ke mana perginya uang itu.

Belum lama ini, sejumlah anggota parlemen Inggris mengatakan uang tunai senilai £ 50 miliar (Rp 953 triliun) telah “menghilang” dan mereka mendesak Bank of England untuk menyelidiki.

“Uang itu berada di suatu tempat tetapi Bank of England tidak tahu di mana, dipegang siapa, dan untuk apa, dan tampaknya juga tidak curiga sedikit pun,” kata Meg Hillier, yang memimpin Komite Akuntabilitas Publik di parlemen. Tugas komite itu salah satunya mengawasi keuangan pemerintah.

“Perlu dicermati lagi di mana dana £ 50 miliar itu berada,” imbuhnya.

Bank sentral segera menjawab.

“Anggota masyarakat tidak wajib menjelaskan ke bank sentral kenapa mereka ingin menyimpan uang kertas. Artinya, uang kertas itu tidak hilang,” bunyi pernyataan Bank of England.

Di sejumlah negara maju, permintaan uang tunai meningkat sejak krisis keuangan 2008, meskipun pembayaran digital juga meningkat. Penyebabnya adalah penurunan suku bunga, sehingga mengurangi pendapatan bunga dari tabungan atau deposito di bank.

“Kami melihat adanya penggunaan uang tunai sebagai simpanan, bukan untuk dibelanjakan,” kepala kasir Bank of England Sarah John mengatakan dalam kesaksian di depan komite Oktober silam.

Kekhawatiran pada lembaga-lembaga keuangan sejak krisis 2008 juga mendorong permintaan uang tunai, imbuhnya.

Jumlah uang kertas beredar di Inggris mencapai rekor 4,4 miliar lembar pada Juli, dengan nilai total £ 76,5 miliar, menurut data Kantor Pemeriksa Keuangan Nasional (National Audit Office/NAO).

Pada saat yang sama, volume transaksi tunai anjlok drastis, terutama akibat pandemik Covid-19. Satu dekade silam, enam dari 10 transaksi menggunakan uang tunai, dan tahun lalu sudah jauh turun menjadi tiga banding 10.

Bank of England memperkirakan sekitar 20% sampai 24% sirkulasi uang kertas digunakan untuk transaksi tunai, dan 5% disimpan.

“Tidak banyak yang diketahui tentang sisanya, senilai sekitar £ 50 miliar, tetapi penjelasan yang mungkin termasuk penyimpanan di luar negeri untuk transaksi atau tabungan, dan penggunaan dalam negeri untuk tabungan yang tidak dilaporkan, atau bahkan penggunaan di aktivitas ekonomi gelap,” bunyi laporan NAO.

Lembaga itu meminta bank sentral untuk bekerja sama dengan lembaga lain dan meneliti penyebab peningkatan permintaan uang tunai, dan siapa saja yang memegang dana £ 50 miliar tersebut.

“Kerja seperti ini bisa membantu penyusunan kebijakan yang lebih luas, misalnya terkait pengemplangan pajak,” imbuhnya.

Sumber:CNN

LEAVE A REPLY