Wall Street Melambung Setelah Warren Buffett Borong Saham Apple

0

Pelita.Online – Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street menguat pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Penguatan didorong saham Apple yang melambung ke posisi tertinggi.

Seperti dilansir Reuters, Senin (7/5), Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 332,36 poin atau 1,39% menjadi 24.262,51. Indeks S&P 500 (SPX) naik 33,69 poin atau 1,28% menjadi 2.663,42. Sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) menambahkan 121,47 poin atau 1,71% menjadi 7.209,62.
Selama sepekan lalu, Dow Jones kehilangan 0,2% dan S&P turun 0,24%. Sementara Nasdaq menguat 1,26% yang didorong oleh saham sektor teknologi.
Semua sektor atau 11 sektor pembentuk indeks S&P mengalami penguatan dan 29 dari 30 saham anggota Dow berada di zona hijau. Hanya saham Chevron Corp yang mengalami tekanan.
Saham Apple Inc (AAPL.O) melambung 3,9% menjadi USD 183.83 saat sesi perdagangan pekan lalu, setelah Warren Buffett Berkshire Hathaway Inc (BRKa.N) mengungkapkan pihaknya menambah 75 juta saham di perusahaan pembuat iPhone tersebut. Kenaikan harga saham ini tercatat yang tertinggi sejak Oktober 2011.
Wall Street meningkat setelah Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan tingkat pengangguran AS turun lebih dalam dari prediksi analis, atau mendekati level terendah selama 17 tahun sebesar 3,9%.
Angka pengangguran yang rendah membuat laju inflasi meningkat dan bank sentral AS tak akan tergesa-gesa untuk menaikkan suku bunga, sehingga menjadi angin segar bagi pasar saham.
“Ini adalah keadaan yang agak menyenangkan yang kita hadapi,” ujar Jamie Cox, analis Harris Financial Group di Richmond, Virginia, AS.
Saham Pandora Media Inc (P.N) melonjak 19,8% setelah penyedia layanan streaming musik ini melaporkan kerugian kuartalan yang lebih kecil dari prediksi. Saham CBS Corp (BS.N) naik 9,1% setelah kinerja perusahaan media tersebut melampaui perkiraan pendapatan dan laba untuk kuartal pertama.
Fluor Corp (FLR.N) tenggelam 22,4% dan merupakan saham yang memiliki kinerja paling buruk pada selama sepekan lalu di S&P. Pendorong pelemahan saham dari perusahaan rekayasa dan konstruksi tersebut karena kerugian kuartalan akibat masalah dengan proyek pembangkit listrik berbahan bakar gas.
Tercatat volume perdagangan di pasar saham AS pada pekan lalu sebesar 6,37 miliar saham, lebih rendah dari rata-rata 20 hari perdagangan terakhir sebesar 6,57 miliar saham.
Kumparan.com

LEAVE A REPLY