12 Hari Penyanderaan Pilot Susi Air, Pasukan Gabungan TNI-Polri Bersihkan Bangkai Pesawat di Bandara Paro

0

Pelita.online –  Drama penyanderaan Pilot Susi Air, Philips Max Mehrtens, oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) telah memasuki hari ke-12. Pasukan gabungan TNI-Polri masih belum dapat mengamankan pilot tersebut.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Ignatius Benny Ady Prabowo menyatakan sejauh ini, pasukan gabungan TNI-Polri baru dapat membersihkan pesawat Susi Air yang dibakar oleh TPNPB-OPM di Bandara Paro, Kabupaten Nduga, Papua. Benny menyatakan bandara tersebut kini telah bisa digunakan.

“Sudah bisa digunakan untuk penerbangan. Bangkai pesawat sudah di bersihkan dari runway (landasan). Personel TNI-Polri juga msh ada di sana,” kata Benny Ady saat dihubungi, Ahad, 19 Februari 2023.

Sebelumnya pasukan gabungan TNI-Polri telah mengamankan bandara tersebut pada Kamis lalu, 16 Februari 2023. Operasi pengamanan bandara tersebut dipimpin oleh Komandan Resor Militer 172/PWY Brigadir Jenderal TNI Juinta Omboh Sembiring.

“Personel Damai Cartenz dan Kopasgat (Komando Pasukan Gerak Cepat) telah mengamankan Bandara Paro. Saat ini situasi di Paro Nduga sudah tidak ada masyarakat, tetapi Bandara sudah diamankan dan bisa digunakan,” kata Juinta dalam keterangan resmi yang diterima Tempo.

Meskipun demikian, Benny tak menjelaskan sejauh mana upaya tim gabungan TNI-Polri dalam mengamankan Pilot Susi Air, Philips Max Mehrtens yang disandera oleh TPNPB-OPM.

Pangdam Cenderawasih menyatakan pihaknya masih melakukan pendekatan dialogis

Sebelumnya Pangdam Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa mengatakan pasukan gabungan TNI-Polri ini siap melaksanakan tindakan terukur, terpilih, dan terarah untuk membebaskan pilot berkewarganegaaan Selandia Baru tersebut.

Saleh Mustafa mengatakan saat ini tim gabungan TNI-Polri sedang melakukan pendekatan dialog atau soft approach melalui tokoh agama, tokoh masyarakat, dan Pemerintah Daerah Nduga. Namun Saleh mengatakan TNI-Polri memiliki standar operasi agar pendekatan ini tidak berlarut.

“Saya tidak bisa sampaikan dan ungkapkan waktunya karena ini suatu hal yang dirahasiakan. Tetapi apabila tiba waktunya, maka TNI-Polri akan melakukan penegakan hukum secara terukur, terpilih dan terarah,” kata Saleh dalam pernyataan tertulis Kamis lalu, 16 Februari 2023.

Saleh Mustafa juga mengatakan tim gabungan telah melakukan persiapan, termasuk arahan apa saja yang harus dan tidak boleh dilakukan, antara lain harus mematuhi koridor penegakkan HAM dalam eksekusi operasi.

“Kita sudah bekali dan sudah diberikan arahan tentang hal-hal yang harus dilakukan dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan, antara lain penegakkan HAM. Jadi jangan diragukan apabila nanti tindakan ini dilakukan kita tidak keluar dari rambu-rambu HAM,” kata dia.

TPNPB-OPM sempat kirimkan foto dan video kondisi Pilot Susi Air

Pembakaran pesawat Susi Air dan penyanderaan pilot itu terjadi pada Selasa, 17 Februari 2023. TPNPB-OPM pimpinan Egianus Kogoya tak hanya melakukan pembakaran dan panyaderaan, mereka juga melakukan tindakan teror terhadap masyarakat sipil lainnya.

Bahkan, mereka disebut sempat menganam akan membunuh 15 pekerja yang tengah membangun Puskesmas di sana. Alhasil, ratusan masyarakat Distrik Paro yang ketakutan harus mengungsi ke Ibu Kota Kabupaten Nduga, Distrik Kenyam.

Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom pun sempat mengirimkan foto dan video rekaman kebaradaan Pilot Susi Air Philips Max Mehrtens. Dalam video yang dikirim, Philips memberikan pernyataan bahwa dirinya disandera oleh TPNPB-OPM. Dia mengatakan OPM menyanderanya sebagai jaminan untuk tuntutan Papua Merdeka.

“Mereka minta agar militer Indonesia pulang,” kata Philips Max Mehrtens dalam salah satu video.

Sumber : tempo.co

LEAVE A REPLY