6 Update Perang Rusia-Ukraina: Damai, Putin, Zelensky & China

0

Pelita.online – Perang antara Rusia dan Ukraina telah memasuki hari ke-420 sejak diluncurkan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 24 Februari 2022. Berikut sejumlah fakta terbaru perang, dirangkum CNBC Indonesia dari berbagai sumber, Rabu (19/4/2023).

Rusia Beri Sinyal Stop Perang

Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov menyebut negaranya tertarik untuk mengakhiri konflik di Ukraina sesegera mungkin. Hal ini disampaikan Lavrov selama konferensi pers bersama dengan Menlu Brasil Mauro Vieira di Istana Itamaraty di Brasilia pada Senin waktu setempat.

“Jelas bahwa kami tertarik untuk melihat konflik Ukraina berakhir secepat mungkin,” kata Lavrov, mengutip TASS.

Perang antara Rusia dan Ukraina telah memasuki hari ke-420 sejak diluncurkan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 24 Februari 2022. Berikut sejumlah fakta terbaru perang, dirangkum CNBC Indonesia dari berbagai sumber, Rabu (19/4/2023).

Namun ia tak menjelaskan pasti bagaimana ini akan terealisasi. Sebelumnya Ukraina sendiri menegaskan, tak akan menghentikan pertempuran jika Rusia tak menyerahkan wilayah yang dianeksasi termasuk Krimea pada 2004.

AS & Sekutu Lempar “Bom” Baru ke Nuklir Rusia

Inggris, Amerika Serikat (AS), Kanada, Jepang, serta Prancis, sepakat untuk melepas ketergantungan pada Rusia dalam industri nuklir. Hal ini menjadi “bom” baru barat ke Rusia setelah pasukan Kremlin menyerang Ukraina.

Dalam keterangan resmi pemerintah Inggris, di ajang pertemuan G7, kelima negara melakukan kolaborasi dalam pengadaan bahan bakar nuklir untuk mendukung pasokan energi yang stabil untuk armada reaktor yang beroperasi saat ini. Pasalnya, Rusia sebelumnya memainkan peran vital dalam rantai pasok nuklir dunia.

“Inggris telah berada di jantung upaya global untuk mendukung Ukraina, mengalahkan Putin, dan memastikan baik dia maupun orang seperti dia tidak akan pernah berpikir bahwa mereka dapat menahan dunia untuk menebus energi mereka lagi,” ujar Sekretaris Keamanan Energi, Grant Shapps, dikutip dari ustr.gov Selasa.

“Ini adalah langkah penting berikutnya, bersatu dengan negara lain untuk menunjukkan kepada Putin bahwa Rusia tidak diterima lagi, dan dalam menopang keamanan energi global kita dengan menggunakan pasokan bahan bakar nuklir internasional yang andal dari sumber yang aman dan terjamin,” tambahnya.

Putin-Zelensky “Turun Gunung”

Sementara itu, Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky “turun gunung” ke lokasi perang di Ukraina. Keduanya melakukan hal tersebut di hari yang sama, Selasa waktu setempat.

Putin dilaporkan melakukan perjalanan langka untuk bertemu dengan komandan militer dan pasukan Rusia yang bertempur di Ukraina Timur. Kegiatan ini disampaikan pihak Kremlin melalui pernyataan pers.

Putin disebut mengunjungi markas besar pasukan yang terletak di wilayah Kherson di Ukraina selatan, wilayah yang sebagian diduduki oleh pasukan Rusia. Di sana ia diberi pengarahan tentang situasi militer oleh komandan angkatan udara dan tentara.

“Saya tidak ingin mengalihkan perhatian Anda dari tugas langsung Anda terkait komando dan kontrol, jadi kami bekerja di sini secara bisnis, singkat, tetapi konkret,” kata Putin sesampainya di markas, sebagaimana dikutip kantor berita TASS.

“Penting bagi saya untuk mendengar pendapat Anda tentang bagaimana situasi berkembang, untuk mendengarkan Anda, untuk bertukar informasi,” kata Putin.

Putin juga terlihat meminta komandan militer untuk melaporkan situasi di Kherson dan Zaporizhzhia di dekatnya di selatan Ukraina, yang juga sebagian diduduki oleh pasukan Moskow. Putin jarang mengunjungi pasukan Rusia di Ukraina, dan ini adalah kunjungan pertama presiden ke wilayah Kherson.

Sementara itu, Zelensky juga dilaporkan mengunjungi tentara di garis depan di wilayah Donetsk. Ia datang untuk membesarkan hati para pejuang Ukraina di medan pertempuran utama itu.

“Senang bagi saya untuk melihat Anda, menjabat tangan Anda yang kuat dan mengetahui bahwa Anda memegang masa depan Ukraina di tangan Anda. Saya bangga mengadakan pertemuan ini. Saya bangga bahwa ada orang-orang kuat di Ukraina,” kata Zelenskyy, menurut pembacaan yang diberikan oleh pemerintah Ukraina yang dikutip CNBC International.

“Hal-hal terjadi berkat kamu. Hati-hati di jalan. Masa depan kami bergantung pada Anda,” tambahnya.

Saat berada di Donetsk, Zelensky juga bertemu dengan pasukan yang terluka di rumah sakit setempat yang didedikasikan untuk merawat anggota militer yang cedera terkait pertempuran. Di sana dia juga menghadiahkan medali layanan kepada beberapa pasukan.

Korban Tewas Perang Tembus 8.500 Jiwa

PBB menyebut lebih dari 8.500 orang tewas sejak dimulainya perang. Badan tersebut telah mengkonfirmasi lebih dari 8.534 kematian warga sipil dan 14.370 cedera di Ukraina sejak Rusia menginvasi tetangga bekas Sovietnya lebih dari setahun yang lalu.

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia mengatakan jumlah korban tewas di Ukraina kemungkinan lebih tinggi karena konflik bersenjata dapat menunda laporan kematian.

“Angka-angka ini hanyalah puncak gunung es. Sebagian besar korban disebabkan oleh penggunaan senjata peledak berdampak luas oleh pasukan Rusia di lingkungan perumahan,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk pekan lalu saat berpidato di depan Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa.

Penguatan Militer China dan Rusia

Di sisi lain, Rusia dan China makin mesra. Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Sergei Shoigu mengatakan Moskow dan Beijing harus memperluas kerja sama militer mereka saat dia mengadakan pembicaraan dengan Menhan China, Li Shangfu, di Moskow pada Selasa.

“Saya yakin bahwa pengalaman interaksi Anda yang luas dengan Federasi Rusia akan berkontribusi baik pada pengembangan angkatan bersenjata RRT [Republik Rakyat Tiongkok] maupun pada perluasan kerja sama militer antara negara kita,” kata Shoigu, menurut kantor berita RIA Novosti.

“Saya menantikan kerja sama yang paling erat dan bermanfaat dengan Anda dalam semangat persahabatan yang tak terpatahkan antara negara, rakyat, dan juga angkatan bersenjata Rusia dan China,” kata Shoigu.

Shoigu mengatakan Rusia menghargai Li memilih Rusia sebagai lokasi perjalanan luar negeri pertamanya dalam posisi tersebut. Rusia dan China telah mengembangkan hubungan politik dan militer yang lebih dalam dalam beberapa tahun terakhir dan Presiden China Xi Jinping mengunjungi Moskow bulan lalu.

Rusia Diyakini Menang di Bakhmut

Pertempuran sengit terus berlanjut di sepanjang garis depan di wilayah Donbas di Ukraina timur. Kementerian Pertahanan Inggris pada Selasa mencatat bahwa Rusia dapat memusatkan pasukannya untuk merebut Bakhmut saat ini.

“Ada kemungkinan realistis bahwa Rusia telah mengurangi jumlah pasukan dan mengurangi tindakan ofensif di sekitar kota Donetsk, kemungkinan besar untuk mengalihkan sumber daya ke sektor Bakhmut,” kata kementerian itu dalam pembaruan intelijen di Twitter.

Inggris mengatakan unit reguler Rusia dan pasukan tentara bayaran milik Grup Wagner terus membuat kemajuan di Bakhmut dan bahwa “garis depan di pusat kota sebagian besar mengikuti jalur kereta api utama.”

“Ukraina umumnya menahan wilayah Rusia dari selatan di sepanjang jalan Korsunskovo, jalan utama lama di luar kota,” kata kementerian itu.

Sumber : cnbcindonesia.com

LEAVE A REPLY