Aksi 112 Hanya Digelar di Istiqlal

6
Ilustrasi (Dok. Suara-islam.com)

JAKARTA, Pelita.Online – Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab mengatakan pelaksanaan aksi “112” hanya akan digelar di Masjid Istiqlal, Jakarta.

Hal ini dikatakannya usai bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto di rumah dinas Menkopolhukam di Jakarta, Kamis.

“Aksi 11 Februari akan tetep dilaksanakan. Tapi yang ingin ikut aksi telah mengambil inisiatif dengan memindahkan lokasi kegiatan dari Monas menjadi di Masjid Istiqlal,” ujarnya.

Rizieq menambahkan pihaknya juga membatalkan aksi pengerahan massa turun ke jalan atau long march, yang rencananya dimulai dari Monas menuju Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat.

“Kebetulan ada dua paslon yang akan kampanye terakhir pada hari itu, kedua paslon bisa saja mengerahkan massa yang cukup besar dalam aksi tersebut. Kami tidak mau terjebak dalam kampanye mereka, maka itu kami ambil keputusan agar digelar di Istiqlal,” jelasnya kemudian.

“Kami juga komitmen untuk tidak melanggar undang-undang dalam aksi di Istiqlal,” tambahnya pula.

Sementara itu, Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI Bachtiar Nasir, yang ditemui di lokasi yang sama mengungkapkan bahwa aksi “112” akan dilaksanakan dengan menggelar Shalat Subuh berjamaah serta dilanjutkan dengan acara Tausiah Nasional.

“Tidak boleh ada hal-hal yang bisa mengganggu ketertiban umum. Tidak boleh ada yang menimbulkan provokasi. Kita akan berkerjasama dengan aparat,” ungkap Bachtiar.

Ia juga memastikan massa dari GNPF tidak akan melaksanakan long march.

“Kami perjelas secara resmi, bahwa tidak ada long march. Kalau ada itu bukan GNPF. Kami tidak bertanggung jawab atas itu,” kata Bachtiar.

Sebelumnya, pihak Polda Metro Jaya telah melarang aksi “112” yang akan digelar FUI karena menjelang masa tenang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono menjelaskan alasan tidak diizinkannya aksi tersebut digelar, karena dikhawatirkan menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.

Berdasarkan Pasal 6 UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang menyampaikan pendapat di muka umum yang mengganggu ketertiban tidak diperbolehkan dan Pasal 15 UU Nomor 9 Tahun 1998, maka petugas dapat membubarkan aksi itu.

Argo juga menyatakan polisi berwenang membubarkan aksi yang dianggap berpotensi mengganggu keamanan dan ketertiban umum, termasuk menjatuhkan sanksi kepada para pelakunya.

Antara

6 KOMENTAR

  1. Subhanallah Allahu Akbar’teruslah berjuang wahai saudara2ku’sampai kita mendapatkn seorang pemimpin yg benar2 berkiblat kpd ketauhidan’sprti N ibrahim pemberani penghancr berhala2 penantang yg gigih bagi org2 yg kapir’berani menegakan kebenarn’sehingga dia disegani bagi lawan atwpun kawan’dan dia slalu berkecimpung dilautan tauhid dan tenggelam dlm lautan Cinta Satu Tuhan yaitu Allah’hnya org yg yakinlah kpd Allah yg brni menegkn kebenarn’tidk menjdi pecundang d pengecut’sangt memalukn jika pemimpin kita msh blm bisa memenjarakn org yg sudh jelas2 penista Agama’pemecah belah persaudaraan’kriminalisasi slalu dilakukan kpd Ulama2 kita” yg tdk bersalhADA APA Di BALIK SEMUA INI ‘wahai pejabat Negara Rakyat tidak Bodoh berhati2lah trhdp murka Allah’cepat atw lambt Kebenaran akan mengalahkn Kebatilan’Tegakan ke adilan jika ingin mnjdi pemimpin yg dihormati oleh Rakyat”Allah akan slalu bersemayam di hati orang2 yg yakin akan perlindunganNYA “Ingatlah tidk ada yg kekal d Abadi di dunia ini”Apa yg telah aku dharma baktikan itulah yg mnjdi milikNYA’Apa yg telah aku berikan itulah yg mnjdi kepunyaanNYA’apa yg akan aku tinggalkan itu hanya titipanNYA’Semua MilikNYA dan semua berasal dari NYA Maka semua akan kmbli kepadaNYA’Pesanku kpd siapapun yg membca tulisanku Jalankanlah Amanah dgn baik sehingga Negri ini akan Aman d sejhtera”Air mata ibu pertiwi tak kan menetes lg’krna Allahpun akan bersemayam digubuknya hati org2 yg slalu merindukanNYA’Semua tdk ada yg kekal”hanya Zat Allahlah yg kekal dan tidak ada yg setara dengannNYA’smga kedepannya kita mendptkn pemimpin yg benar2 bisa menjdi contoh yg baik yg bisa membuat Rakyat tenang dan bisa saling menghormati antar Agama’wass Ratu syamsiah pertiwi”JAYALAH ters Pelita online

  2. Subhanallah Allahu Akbar’teruslah berjuang wahai saudara2ku’sampai kita mendapatkn seorang pemimpin yg benar2 berkiblat kpd ketauhidan’sprti N ibrahim pemberani penghancr berhala2 penantang yg gigih bagi org2 yg kapir’berani menegakan kebenarn’sehingga dia disegani bagi lawan atwpun kawan’dan dia slalu berkecimpung dilautan tauhid dan tenggelam dlm lautan Cinta Satu Tuhan yaitu Allah’hnya org yg yakinlah kpd Allah yg brni menegkn kebenarn’tidk menjdi pecundang d pengecut’sangt memalukn jika pemimpin kita msh blm bisa memenjarakn org yg sudh jelas2 penista Agama’pemecah belah persaudaraan’kriminalisasi slalu dilakukan kpd Ulama2 kita” yg tdk bersalhADA APA Di BALIK SEMUA INI ‘wahai pejabat Negara Rakyat tidak Bodoh berhati2lah trhdp murka Allah’cepat atw lambt Kebenaran akan mengalahkn Kebatilan’Tegakan ke adilan jika ingin mnjdi pemimpin yg dihormati oleh Rakyat”Allah akan slalu bersemayam di hati orang2 yg yakin akan perlindunganNYA “Ingatlah tidk ada yg kekal d Abadi di dunia ini”Apa yg telah aku dharma baktikan itulah yg mnjdi milikNYA’Apa yg telah aku berikan itulah yg mnjdi kepunyaanNYA’apa yg akan aku tinggalkan itu hanya titipanNYA’Semua MilikNYA dan semua berasal dari NYA Maka semua akan kmbli kepadaNYA’Pesanku kpd siapapun yg membca tulisanku Jalankanlah Amanah dgn baik sehingga Negri ini akan Aman d sejhtera”Air mata ibu pertiwi tak kan menetes lg’krna Allahpun akan bersemayam digubuknya hati org2 yg slalu merindukanNYA’Semua tdk ada yg kekal”hanya Zat Allahlah yg kekal dan tidak ada yg setara dengannNYA’smga kedepannya kita mendptkn pemimpin yg benar2 bisa menjdi contoh yg baik yg bisa membuat Rakyat tenang dan bisa saling menghormati antar Agama’wass Ratu syamsiah pertiwi”JAYALAH ters Pelita online

  3. ” Jalan Kehidupan itu bagaikan Air Mengalir.maka air yg dpt membersih kan diri.adalah AIR KEHIDUPAN,tepi kanan kiri atau kiri kanan nya IMAN & SYUKUR. Aliran Air Kehidupan ada PENGALAMAN2 ( PENGETAHUAN2 & HIKMAH2). Pengetahuan2 jika dihimpun dan diorganisir akan menjadikan ILMU PENGETAHUAN ( Know Ledge ). Hikmak2 jika dihimpun & diorganisir akan menjadikan BIJAKSANA. Maka BIJAKSANA & ILMU PENGETAHUAN tidak terpisahkan.Ketika Ilmu Pengetahuan & Bijaksana menyatu dan Manunggal pd Diri Manusia maka itulah yg disebut HIKMAT.Selama Hikmat blm ada dlm diri.maka org berjalan tanpa arah.hidup tdk jelas.hanya skdar hidup.maka tubuhnya bagaikan seonggok daging berjalan saja.Dmkian pula dlm Tatanan Keluarg. Tatantan Negara”. Dan Perhatikan Jangan Melihat kecilnya Kesalahan’Tapi Perhatikan kepada Siapa Anda berbuat salah’Jangan Berbicara asal2an’jangan mendengar asal2an Berbicara dan mendengar kepada siapa’atw berbicara dan mendengar ats nama siapa’dan bersikap kpda siapa ‘Berhati~hatilah lah dan berwaspadalah’hanya sikap tawadhu zuhud dan Sabar yg terus menerus akan membuat kita Terjaga”

  4. ULAMA BUKANLAH “MAYAT HIDUP”

    Oleh: Arief B. Iskandar

    Di dalam al-Quran, Allah SWT berfirman (yang artinya):

    Mengapa para ulama dan para pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan (TQS al-Maidah [5]: 63).

    Ayat di atas adalah celaan sekaligus peringatan Allah SWT kepada para ulama yang tidak menegakkan aktivitas amar makruf nahi mungkar. Menurut al-Qurthubi, ayat ini menunjukkan bahwa orang yang meninggalkan upaya mencegah kemungkaran sama dengan orang yang berbuat kemungkaran itu sendiri (Al-Qurthubi, Tafsîr al-Qurthubi, VI/237).

    Imam al-Bukhari meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw. telah mensyaratkan kepada Jarir bin Abdillah—ketika datang untuk membaiat Beliau atas Islam—agar menyampaikan nasihat kepada setiap Muslim (Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, I/22).

    Dalam hadis ini, menasihati setiap Muslim disyaratkan sebagai salah satu bentuk kesetiaan pada Islam.

    Dengan kata lain, seseorang belum dikatakan sempurna kesetiaannya pada Islam jika mengabaikan urusan menasihati sesama Muslim. Ini menunjukkan betapa besar perhatian Islam terhadap masalah nasihat-menasihati sesama Muslim. Hal ini wajar karena, sebagaimana sabda Nabi saw. sendiri, “Ad-Din nashihah (Agama adalah nasihat).”

    Khalifah Umar bin Abdul Aziz ra. memahami benar makna hadis ini. Karena itu pada masa Kekhilafahannya, beliau telah memperlakukan sama orang yang berdiam diri terhadap kemungkaran dengan pelaku kemungkaran itu sendiri; sama-sama dianggap pelaku kriminal.

    Keduanya berhak mendapat sanksi/hukuman di dunia. Pada masanya, polisi negara pernah datang kepada sekelompok orang yang sedang mabuk-mabukan dengan meminum khamr, sementara di samping mereka duduk-duduk seorang Muslim yang tidak ikut mabuk; dia bahkan sedang berpuasa. Saat itu Khalifah memerintahkan kepada sang polisi untuk mencambuk mereka semuanya, tanpa kecuali. Petugas polisi berkata, “Amirul Mukminin, si fulan ini tidak ikut mabuk bersama mereka; dia bahkan sedang berpuasa.”

    Khalifah Umar berkata, “Hadirkan dia dan cambuklah! Tidakkah dia mendengar firman Allah SWT (yang artinya): Sungguh, Allah telah menurunkan kepada kalian di dalam al-Quran, bahwa jika kalian mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olok oleh orang-orang kafir, janganlah kalian duduk-duduk bersama mereka hingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Sesungguhnya jika kalian berbuat demikian, tentu kalian sama saja dengan mereka (QS an-Nisa’ [4]: 140).”

    Demikianlah sikap Khalifah Umar ra. Beliau telah menganggap orang yang mendiamkan kemungkaran sebagai pelaku kriminal yang layak dihukum; sama dengan pelaku kemungkaran itu sendiri.

    Kemungkaran yang terbesar tentu adalah kemungkaran yang dilakukan oleh para penguasa, yaitu saat mereka tidak melaksanakan hukum-hukum Allah SWT, tidak menerapkan syariah Islam. Itulah mengapa Rasulullah saw. telah mewajibkan umat Islam untuk melakukan amar makruf nahi mungkar terhadap penguasa semacam ini. Bahkan Beliau telah bersabda (yang artinya): “Jihad yang paling utama adalah menyampaikan kebenaran di hadapan penguasa yang zalim.” (HR at-Tirmidzi dan an-Nasa’i).

    Huthaith ra. adalah di antara orang yang sangat memahami maksud hadis di atas. Karena itulah, saat ia menyaksikan kezaliman al-Hajjaj, penguasa Makkah pada masanya, ia sangat keras menentangnya. Karena sikap kerasnya itu, ia kemudian dihadapkan kepada al-Hajjaj. Saat itu, al-Hajjaj bertanya, “Apa pendapatmu tentang diriku?”
    Dengan tegas Huthaith menjawab, “Saya berpendapat, bahwa engkau adalah musuh Allah di muka bumi ini. Engkau telah membinasakan segala kehormatan dan membunuh manusia hanya dengan dasar sangkaan!”

    Al-Hajjaj bertanya lagi, “Lalu apa yang akan kamu katakan terhadap Amirul Mukminin Abdul Malik bin Marwan?”

    Huthaith menjawab, “Aku akan mengatakan, bahwa dia dosanya lebih besar daripada dirimu, dan engkau tidak lain adalah sumber dari segala kesalahan!”

    Mendengar itu, al-Hajjaj memerintahkan kepada para bawahannya, “Siksalah dia!”
    Huthaith pun disiksa seketika sampai tulang punggungnya remuk

    dan dagingnya terkelupas. (Al-Ghazali, Ihya ‘Ulum ad-Din, II/346).

    Begitulah sikap seorang Muslim yang memahami pentingnya melakukan amar makruf nahi mungkar. Dia rela disiksa manusia karena melakukan amar makruf nahi mungkar daripada diazab Allah karena meninggalkan amar makruf nahi mungkar.

    Sesungguhnya kemungkaran para penguasa Muslim saat ini jauh lebih besar daripada kezaliman al-Hajjaj atau Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Sebabnya, betapapun zalimnya para penguasa Muslim pada masa Kekhilafahan Islam, mereka tidak pernah menerapkan hukum-hukum kufur, sebagaimana para penguasa Muslim saat ini. Para penguasa Muslim saat ini jelas-jelas menerapkan hukum-hukum kufur, tidak menerapkan syariah Islam.

    Namun sayang, banyak di antara kaum Muslim, khususnya para ulamanya, yang malah membisu terhadap kemungkaran para penguasa saat ini. Memang, banyak dari mereka yang selalu menjaga hubungan dengan Allah, dengan memperbanyak amal ibadah ritual dan bersedekah. Namun, mereka tidak melakukan amar makruf nahi mungkar, dengan berkeyakinan, bahwa setiap manusia bertanggung jawab terhadap amalnya masing-masing.

    Sikap demikian jelas keliru. Hudzaifah bin al-Yamani ra., seorang Sahabat Rasulullah saw. yang mulia, bahkan menjuluki orang-orang semacam ini—yang tidak mengingkari kemungkaran dengan tangannya, tidak dengan lisannya, dan tidak juga dengan kalbunya—sebagai “mayat hidup”. (Al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulum ad-Din, II/311).

    “Mayat hidup” tentu merupakan istilah yang sangat kasar dan menghina. Namun, itulah sikap tegas Sahabat Rasululullah saw. yang mulia terhadap orang-orang yang cuwek terhadap kemungkaran; hidupnya dipandang sama dengan matinya; keberadaannya dianggap tidak berbeda dengan ketiadaannya; alias tak berguna. Na‘adzu bilLah min dzalik!

    Lalu bagaimana agar kita tidak terkategori sebagai “mayat hidup”? Tidak lain dengan selalu sigap menentang segala kemungkaran, khususnya kemungkaran yang dilakukan oleh penguasa, yakni saat mereka berbuat zalim kepada rakyat dan mereka tidak menerapkan syariah Islam secara kaffah sebagaimana saat ini.

    Walhasil, mari kita buktikan, bahwa kita, khususnya para ulamanya, bukanlah “mayat hidup”!

    Wa ma tawfiqi illa bilLah. []Salm RSP

  5. Robana Yaa Robana. A-I-U, Kang Urip tan keno ing pati Kang Eling tan keno ing lali tan keno owah gingsir azali abadi demi wkt dan masa WAL ASRI jd q.Wa-RI Jaya Sakti Indonesia-ku 101. Amiiiiiiin.

  6. Nasehat untk seorg calon pemimpin’yg perlu di PAHAMI “Memimpin Diri sendiri”sesulit~sulitnya menjdi pemimpin’yg paling sulit memimpin Diri sendiri’krna dlm diri manusia ada Ego manusia’Ego manusia slalu mengajk dan mempengaruhi dlm kesombongan dan keserakhn’sehingga jika dlm diri manusia mash ada ego’maka membuat manusia MERASA DIRINYA PALING BENAR SENDIRI’sulit menerima saran atw nasehart’Ego manusia semakin angkuh’dan keinginan duniawinya semakin meningkat’maka semua tetap tergantung dan bergantung kpda Allah SWT’tetapi semua berpulang pada diri manusia masing2″SELAMA MANUSIA BELUM BISA MENGALAHKAN DIRI SENDIRI\Ego Dirinya”MAKA MANUSIA BELUM PANTAS UNTUK MEMIMPIN MANUSIA LAINYA”salm RSP

LEAVE A REPLY