Aksi Aliansi Rakyat se Kota Makassar Kembali Mendapat Tindakan Represif Aparat

0

Pelita.online – Aliansi Rakyat Se Kota Makassar yang terdiri dari 6 lembaga/organisasi dan beberapa organisasi yang ikut bersolidaritas untuk menuntut Kapolda Sulsel tegas dalam menjalankan aturan-aturan yang berlaku khususnya dalam penanganan unjuk rasa, Selasa (07/05/19).

Bertepatan dengan hari ke dua puasa tidak menyurutkan semangat para demonstran dalam menuntut keadilan sebagaimana dalam beberapa kejadian kelompok pengunjukrasa dalam menyampaikan aspirasi selalu dihalang-halangi serta mendapat tindakan refresif dari aparat kepolisian.

“Contoh kejadian yang baru saja terjadi 2 Mei 2019 memperingati Hardiknas terdapat sejumlah saudara seperjuangan yang mendapat luka lebam dan sobek pada bagian kepala padahal kami sudah ingin menyampaikan kepada peserta aksi bahwa kegiatan telah usai dan bubar secara tertib akan tetapi letusan tembakan dari sejumlah aparat kepolisian telah mendahului kata penutup yang ingin diucapkan,” ujar Korlap Aliansi Ari Mustari kepada awak media.

Aliansi Rakyat Sekota Makassar dalam penegasannya menuntut “stop refresif aparat dan selamatkan demokrasi”. Massa aksi dalam orasinya juga mengecam beberapa media/pers untuk netral dalam pemberitaan apa lagi terkait dengan aspirasi rakyat.

Aksi dimulai sekira pukul 14.30 wita dengan harapan Kapolda Sulsel dapat menerima aspirasi dan membuka ruang komunikasi, setelah 30 menit aksi berjalan massa aksi mendapat panggilan masuk ke dalam polda untuk diterima oleh pihak polda, namun perwakilan yang diutus masuk ke dalam kantor polda Sulsel lagi-lagi mendapat kekecewaan karena di dalam kantor belum tersedia aparat yang siap menerima perwakilan dari pengunjukrasa.

Sekira pukul 16.30 Wita peserta aksi yang kecewa dengan pelayanan polda menggeser mobil komando ke tepi jalan agar aspirasi dapat tersampaikan ke masyarakat umum. Namun belum sempat memulai orasi sejumlah personel aparat kepolisian yang keluar dari kantor polda lansung melakukan tindakan refresif bahkan mencekik massa aksi tanpa komunikasi sebelumnya.

Ittong selaku jendlap (jendral lapangan) mengaku sangat kecewa dengan kinerja kepolisian khususnya yang ada di Polda Sulsel karena tidak berkomunikasi secara intens dan tidak melakukan pelayanan yang tepat terhadap publik terlebih kepada pengunjukrasa yang menyampaikan aspirasi untuk kepentingan orang banyak.

“Besok kami akan lebih memassifkan konsolidasi dan turun ke jalan dengan jumlah yang lebih besar menyikapi kekonyolan sistem dan tindakan aparat kepolisian hari ini,” tutupnya.

LEAVE A REPLY