Aksi Bejat Eks Camat di Kota Bekasi, Perkosa Anak Tiri sejak Masih Kelas 2 SD

0

Pelita.onlineĀ – Tak ada yang mengetahui pasti apa yang ada di dalam isi kepala seorang eks camat di Kota Bekasi berinisial CM. CM diduga kuat mencabuli anak tirinya sendiri yakni SA (11).

Bukan satu kali, tindakan bejat CM diduga telah berlangsung berkali-kali dalam kurun waktu bertahun-tahun. Menurut keterangan tante dari SA, CM sudah mencabuli SA sejak korban duduk di bangku kelas 2 SD. Kepada tantenya, SA juga mengaku telah dicabuli di rumahnya, kawasan Perwira, Bekasi Timur, Kota Bekasi.

“Saat anak ini mengadu kepada saya, dia mengaku sudah (dicabuli) dari kelas 2-6 SD, itu dia dicabuli dan berhubungan layaknya suami-istri kepada keponakan saya,” ungkap EL kepada wartawan, Rabu (22/2/2023).

EL mengaku tidak menyangka pelaku melecehkan korban. Sebab, SA tak pernah bercerita soal aksi bejad CM. SA baru melaporkan kejadian yang dialaminya kepada EL beberapa waktu lalu.

Diketahui ibu kandung

Tak hanya ayah tirinya, ibu kandung dari SA bahkan diduga mengetahui apa yang dilakukan oleh CM.

“Benar (ibu kandungnya tahu), karena anaknya ini mengadu kepada saya,” ungkap EL.

Hal itu diketahui saat EL bertanya ke korban. Korban pun menjawab bahwa ibunya mengetahui kejadian tersebut.

Namun, sang ibu dianggap tak berupaya untuk mencegah pencabulan itu dengan melaporkan pelaku ke polisi atau orang terdekatnya.

Kala itu, ibundanya hanya memberi pesan agar anaknya tidak mendekati terduga pelaku.

Anak itu menjawab bahwa mamanya mengetahui kejadian ini. Saya tanya lagi, anak itu menjawab lagi ‘hal itu biasa, jangan didekati papi (ayah tirinya)’,” ungkap EL.

Tak hanya pencabulan, lanjut EL, korban juga disebut mendapat kekerasan fisik dari ibundanya. EL mengatakan, kekerasan akan diterima oleh korban ketika ia berbuat salah, meski itu hanya kesalahan kecil.

“Kekerasan ada, mulutnya dikasih kotoran, terus dikasih (disumpal) kaus kaki. Terus pahanya sering kali diinjak oleh ibunya,” ungkap El
Fisik korban terluka, psikis pun terganggu

Akibat kekerasan seksual itu, alat vital korban pun mengalami luka. Hal itu diketahui berdasarkan hasil visum yang telah dijalani korban.

Hasil visumnya sudah ada, ada gesekan, memar merah dan infeksi,” ucap EL.

Tak hanya luka fisik, kondisi psikologis korban bahkan ikut terganggu. Korban disebut trauma dan sering ketakutan.

“Terganggu psikologisnya, kalau lagi mengingat, dia langsung nangis,” kata dia. EL memberi contoh, tangisan SA pecah saat dimintai keterangan di Mapolres Bekasi Kota soal peristiwa yang dialaminya.

Saat itu, SA menangis meski telah didampingi oleh ahli. “Saya ke Polres Bekasi Kota, sudah didampingi, dia (korban) sambil nangis-nangis. Masih trauma anaknya,” ungkap EL.

SA juga kini tidak bersekolah karena merasa ketakutan. Dalam waktu dekat, keluarga dan pihak sekolah berencana bertemu untuk membicarakan kelanjutan pendidikan korban.

“Sekolah masih, tapi sekarang dia sedang tidak sekolah. Nanti dalam waktu dekat mau ketemu pihak sekolah untuk menanyakan terkait pendidikannya itu sendiri,” ucap EL.

Sumber : kompas.com

LEAVE A REPLY