Anaknya Tuduh Soeharto Berkhianat, Bapaknya Malah Akui Diselamatkan Pak Harto

0
Istimewa

JAKARTA, Pelita.Online – Ada perdebatan menarik dalam acara Indonesia Lawyer Club di TV One, yang membahas tema, “Pro Kontra Soeharto Pahlawan Nasional” pada Selasa, 24 Mei 2016 silam. Mayor Jenderal (Purnawirawan) Kivlan Zen terlibat perang mulut dengan salah satu putri Presiden pertama RI, Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri.

Sukmawati sangat keberatan jika dikatakan Soeharto adalah kesayangan Bung Karno. Dimana menurut Kivlan, sedikitnya sudah tiga kali Bung Karno itu diselamatkan oleh Pak Harto, salah satunya Soeharto sukses dalam menjalankan perintah Bung Karno dalam Surat Perintah 11 Maret 1966.

Namun kemudian, pernyataan Kivlan ini membantah keras oleh Sukmawati. Menurutnya, Soeharto bukan kesayangan Bung Karno. Kesayangan Bung Karno Jenderal Ahmad Yani, yang di masa kecilnya sering melihat Bung Karno berdiskusi dengan Ahmad Yani di istana. “Yang sering diskusi dengan Bung Karno adalah Yani. Saya tidak pernah melihat Soeharto,” tegas Sukmawati dengan agak emosional.

Tak kalah tegas, Kivlan pun tetap pada pendapatnya. Ia menilai Soeharto banyak berjasa terhadap Bung Karno. “Siapa yang melindungi Bung Karno saat diserbu mahasiswa? Kamu Soekarno mau diserbu dan dibunuh oleh massa. Siapa yang melindungi. Soeharto toh?” ujar dia.

Sukmawati kemudian mengungkit mengenai Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) 1966. Menurutnya, Supersemar tidak dilakukan dengan baik oleh Soeharto. Seharusnya adanya musyawarah dengan Presiden dan para Panglima, tapi Soeharto jalan sendiri.

Pembubaran PKI adalah langkah Soeharto sendiri. Saat Bung Karno menjadi tahanan rumah, Bung Karno menangis tersedu-sedu dengan tragedi yang terjadi pada bangsa ini. Bahwa Soeharto mengkhianatinya. Bapak (Kivlan) tidak tahu, saya yang tahu,” tutur Sukmawati.

Penyataan itu, langsung ditanggapi Kivlan. Dia mengatakan, Soeharto telah menjalan tugas dengan baik, bahkan langkah-langkah yang diambil Soeharto itu untuk menyelamatkan Soekarno dari kehancuran yang lebih parah.

Waktu itu, kata Kivlan, banyak tuduhan Soekarno terlibat dalam G30/S/PKI. Waktu itu mahasiswa dan massa mengejar-ngejar dan minta Soekarno diadili, dan Soeharto menyelamatkannya. Kejadian tahun 1965, kata Kivlan, Soekarno sudah dikuyuh-kuyuh oleh mahasiswa.

“Karena Soekarno dianggap terlibat G30/S/PKI, ikut memerintahkan kepada Letkol Untung untuk menangkap para jenderal. Karena para jenderal tidak setuju dengan terbentuknya Angkatan Kelima. Dalam hal ini diperintahkan kepada Untung, hasil daripada sidang Mahmilub (Mahkamah Militer Luar Biasa). Jadi Mahmilub itu menunjukkan, bahwa ada tuduhan-tuduhan kepada Bung Karno terlibat memerintahkan kepada Untung. Massa bergerak, termasuk untuk menangkap Bung Karno. Tapi oleh Pak Harto, Bung Karno ini kemudian diistirahatkan (diungsikan) di Wisma Yaso,” jelas Kivlan.

Pernyatakan Kivlan ini benarkan oleh Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD yang juga hadir dalam acara tersebut. “Saya teringat ketika Pak Harto, saya masih kecil, Pak Harto waktu itu dipuja-puja di mana-mana sebagai penyelamat bangsa. Benar kata Pak Kivlan. Saya masih ingat Bung Karno itu dikejar dimana-mana, bahkan demo-demo itu menyatakan Mahmilubkan Bung Karno,” kata Mahfud.

Diakui sendiri Bung Karno

Simpang siur dan kontroversi Supersemar ini sebenarnya sudah dijelaskan secara terang benderang oleh Soekarno sendiri. Dalam pidato politiknya, pada HUT RI tahun 1966, yang merupakan pidato legendaris Bung Karno, yang lebih dikenal Pidato Jasmerah (Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah).

Dalam pidato itu, Bung Karno dengan tegas menyebut bahwa Soeharto telah menjalankan perintahnya dengan benar. Soeharto tidak hanya menyelamatkan negara yang kehancuran dari penghiatan PKI, bahkan dengan Supersemar itu, Pak Harto pengamanan keselamatan pribadi presiden (Bung Karno), pengamanan wibawa presiden, sekaligus pengamanan ajaran presiden. Untuk Soekarno mengucapkan terima kasih kepada Jenderal Soeharto.

Lebih jelasnya berikut ini teks pidato Jasmerah, 17 Agustus 1966, lengkapnya disaksikan:

“Surat Perintah (SP) 11 Maret itu mula-mula, dan memang sejurus waktu, membuat mereka bertampik sorak sorai kesenangan. Dikiranya SP 11 Maret adalah suatu penyerahan pemerintah. Dikiranya SP 11 Maret itu satu transfer of authority. Padahal tidak! SP 11 Maret adalah satu perintah pengamanan. Perintah pengamanan jalannya pemerintahan ini. Ini kataku pada waktu melantik kabinet. Kecuali itu, juga merupakan perintah pengamanan keselamatan pribadi presiden, perintah pengamanan wibawa presiden, perintah pengamanan ajaran presiden, perintah pengamanan beberapa hal. Dan Jenderal Soeharto telah mengerjakan perintah itu dengan baik. Dan saya mengucapkan terima kasih kepada Jenderal Soeharto akan hal ini.”

Jadi tuduhan anak Soekarno, yang waktu itu berumur sekitar 14 tahun, bahwa Pak Harto berhianat kepada Presiden RI Pertama, justru dibantah sendiri oleh bapaknya. Meski tidak dikatakan, secara implisit (tersirat) pidato itu menyatakan Pak Harto tidak berhianat. Malah Soekarno secara eksplisit (tersurat) memuji Soeharto dan berterima kasih telah menyelamatkannya.

EK

LEAVE A REPLY