Benteng Rotterdam, Saksi Bisu Wabah Penyakit di Perang Kerajaan Gowa Lawan VOC

0

Pelita.online – Tepat di tepi pantai sebelah barat Kota Makassar, berdiri sebuah benteng yang bernama Fort Rotterdam. Tak hanya menjadi saksi perang antara Kerajaan Gowa melawan VOC Belanda, benteng ini juga menjadi saksi bisu wabah penyakit di zaman itu.

Fort Rotterdam ialah benteng milik kerajaan Gowa yang dibangun pada tahun 1545 di era pemerintahan Raja Gowa ke-10 I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung yang bergelar Karaeng Tunipalangga Ulaweng.

“Pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin benteng ini difungsikan sebagai pusat basis pertahanan dan persiapan perang dan membasuh panji-panji Kerajaan Gowa dengan darah dalam rangka menghadapi armada VOC,” ujar Sejarawan dari Universitas Negeri Makassar Dr.Bahri dalam keterangannya kepada detikcom, Jumat (25/12/2020) lalu.

Benteng ini kemudian menjadi saksi bisu Perang Makassar yang berlangsung dari tahun 1660 hingga 1669 antara VOC Belanda dengan Kerajaan Gowa. Banyak korban berjatuhan baik dari pihak Belanda maupun Kerajaan Gowa.

“Di akhir Perang Makassar Benteng Roterdam hancur, rumah raja dalam benteng tersebut juga hancur. Kekalahan ini memaksa kerajaan Gowa menandatangani perjanjian Bongaya di 18 November 1667,” katanya.

Benteng Rotterdam makassarBenteng Rotterdam makassar Foto: (Ibnu Munsir/detikcom)

VOC Belanda yang menguasai Rotterdam dari Perang Makassar mengubah benteng tersebut menjadi gaya arsitektur Eropa. VOC Belanda juga menjadikan benteng tersebut sebagai pusat pertahanan dan perekonomian.

“Benteng Ujung Pandang berfungsi sebagai markas komando pertahanan, pusat perdagangan, pusat pemerintahan dan pemukiman pejabat-pejabat Belanda serta tahanan bagi penentang Belanda, seperti Pangeran Diponegoro salah satu pahlawan nasional Indonesia yang diasingkan di dalam Benteng Ujung Pandang pada tahun 1834-1855,” jelasnya.

Ternyata, banyaknya korban tewas di Benteng Rotterdam bukan saja karena perang, tapi juga akibat wabah penyakit. Simak selengkapnya di halaman selanjutnya>>>

Selama Perang Makassar masih berlangsung, wabah penyakit menyerang baik tentara VOC Belanda dan tentara Kerajaan Gowa.

“Sampai Juli 1668 sekitar 300 lebih pasukan VOC dan kira-kira 2000 atau lebih separuh pasukan bugis terserang penyakit. Tiap harinya diperkirakan yang meninggal sekitar 5 orang. Namun peristiwa ini terjadi sebelum benteng Roterdam dikuasai oleh VOC/Belanda,” jelas Bahri yang juga kaprodi Pendidikan sejarah FIS UNM.

Foto Drone Fort RotterdamFort Rotterdam tampak dari atas. Foto: (Didik Dwi/detikTravel)

Sebelum VOC Belanda betul-betul menguasai benteng tersebut, ada beberapa kali peperangan terjadi, tepatnya pada 28 April 1667, 19 Agustus 1667, 3 September 1667
17 September 1667, dan 26 Oktober 1667.

“Saya tidak menemukan data pasti berapa korban dari kedua belaha pihak, namun dari berbagai sumber yang didapatkan disimpulkan bahwa Perang Makassar merupakan perang terbesar yang pernah dihadapi oleh VOC di Nunsantara setelah Perang di Ponegoro. Kedahsyatan perang ini tentunya menimbulkan kerugian dari kedua belah pihak termasuk korban jiwa,” imbuhnya.

Kini, Benteng Rotterdam Makassar telah menjadi wisata sejarah di Kota Makassar. Namun beberapa warga dan penjaga di Benteng ini kerap melihat hal-hal misterius. Simak selengkapnya di halaman selanjutnya>>>

Tak hanya kaya akan sejarah, Fort Rotterdam konon telah diam-diam menyimpan berbagai cerita-cerita misteri. Berbagai penampakan dan gangguan suara-suara misterius kerap ‘menghantui’ orang-orang yang berkunjung ke benteng ini, khususnya kepada mereka yang kerap beraktivitas di dalam benteng ini.

“Kalau mistisnya, memang ada,” kata Kepala Sekretariat Gedung Kesenian Makassar Arman Yunus (70) saat berbincang dengan detikcom.

Arman sendiri berkantor di salah satu gedung di dalam Fort Rotterdam. Alhasil, pengalaman-pengalaman mistis saat menginap di Fort Rotterdam merupakan hal yang cukup lumrah bagi dirinya.

“Kebetulan kantorku 3 lantai. Lantai di atas itu (lantai 3) kosong toh. Nah itu ruangan kerja saya,” tutur Arman.

ILUSTRASI/ Benteng Rotterdam Makassar SulselBenteng Rotterdam Makassar Sulsel. Foto: Noval Dhwinuari Antony-detikcom

Pada awalnya, hal-hal mistis yang dialami oleh Arman berbentuk suara. Suara sepatu seolah ada orang berjalan kerap terdengar pada malam hari.

“Pernah tengah malam kira-kira pukul 01.30 WITA itu ada langkah-langkah orang jalan di atas itu, langkah sepatu mondar-mandir kemudian hilang begitu,” sambung Arman.

Benteng Fort RotterdamBenteng Fort Rotterdam Foto: Titry Frilyani/d’Traveler

Lalu pada suatu waktu yang lain, lanjut Arman, dia mengalami gangguan misterius yakni kakinya yang tiba-tiba terangkat lalu dihempaskan ke lantai. Arman mengalami gangguan mistis ini saat menginap seorang diri di kantornya.

“Saya tidur di lantai 2 di karpet, karena saya mengantuk sekali. Ada yang angkat kaki saya kemudian dihempaskan. kemudian saya bangun eh tidak ada orang karena memang saya kunci. Tapi dihempaskan saya punya kaki, tapi saya imbangi juga sih, saya salat, saya azan,” katanya.

“Dan itu baru satu gedung, belum lagi gedung-gedung museum seperti ruangannya Laksamana (Cornelis) Speelman. Intinya memang ada (berbagai hal-hal mistis) ,” katanya lagi.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya>>>

Gangguan mistis tak hanya di dalam gedung. Arman juga mengaku pernah melihat secara langsung penampakan di halaman Fort Rotterdam. Penampakan tersebut di antaranya seorang tentara berjubah.

“Pernah saya lihat (penampakan menyerupai tentara) agak tinggi, berjubah, berjalan ke belakang. Saya ikuti kemudian menghilang dia. Karena di belakang atau di samping saya punya ruangan di gedung itu pekuburan Makassar. Dulu kan banyak meninggal tentara Gowa, tentara Belanda Kolonial meninggal dikubur di samping. Itu (sekarang) sudah nggak kentara lagi,” katanya.

ILUSTRASI/ Benteng Rotterdam Makassar SulselBenteng Rotterdam Makassar Sulsel Foto: Noval Dhwinuari Antony-detikcom

Karena penampakan ini pulalah Arman mengaku pernah nekat menguji nyali mengunjungi area bekas makam para tentara Belanda dan tentara Kerajaan Gowa di area Fort Rotterdam.

“Jadi saya pernah uji nyali, saya mau tahu. Jadi malam Jumat pukul 01.00 WITA, saya memang sengaja masuk di kuburan, kira-kira 15 menit di situ menunggu apa yang terjadi tetapi syukurlah tidak ada karena mungkin (ada) penangkalku,” jelasnya.

Selain penampakan tentara, sambung Arman, dia juga pernah menyaksikan penampakan seorang wanita misterius. Wanita misterius itu disebut kerap terlihat dengan gaunnya berwarna merah dan kerap ‘bersantai’ di pagar benteng. Penampakan wanita misterius ini disebut paling populer bagi ‘penduduk’ Fort Rotterdam.

“Kadang ada penampakan perempuan baju merah duduk di temboknya, pagarnya itu benteng, kemudian menghilang. penampakan kan (namanya),” tutur Arman.

Benteng Rotterdam makassarBenteng Rotterdam makassar Foto: (Ibnu Munsir/detikTravel)

Tak hanya Arman, sejumlah rekan-rekan kesenian Arman juga pernah mengalami pengalaman mistis. Alhasil, pengalaman mistis ini membuat mereka tidak berani menginap di area Fort Rotterdam kecuali dengan sangat terpaksa.

“Pernah juga teman-teman itu menginap, itu kursinya digeser (oleh makhlus halus), karena ada kebetulan event mau kita lakukan jadi bermalam itu panitia,” katanya.

Benteng Rotterdam makassarBenteng Rotterdam makassar Foto: (Ibnu Munsir/detikTravel)

Meski demikian, Arman mengaku tetap nyaman berkantor di benteng bersejarah tersebut. Untuk berbagai hal mistis yang kerap ‘menghantui’ dirinya, Arman mengaku memang cukup ‘ngeri’ akan tetapi sudah terbiasa.

“Kalau itu yang namanya peninggalan, pasti mistis. Jadi memang menyeramkan sekali kalau malam,” katanya.

“(Penampakan ) Dia sering-sering tetapi karena saya sudah terbiasa saya anggap (lumrah), artinya biar lah dia begitu asal jangan kita ganggu,” katanya lagi.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY