Berharap pada Menpora Baru dalam Penyelesaian Kisruh Kepengurusan Tenis Meja

0

Pelita.online – Atlet tenis meja nasional Yon Mardiono sudah gerah dengan kondisi federasi yang pecah menjadi tiga. Dia berharap pada ketegasan Menpora baru, Zainudin Amali.

Kepengurusan federasi tenis meja saat ini terbagi menjadi tiga: Oegroseno, Lukman Eddy, dan Peter Layardilay. Perpecahan ini berimbas ke pencoretan cabor dari Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 Papua hingga tak dikirim ke SEA Games 2019 Filipina.

Salah satu kubu, yakni PP PTMSI pimpinan Oegroseno membawa kasus ini ke kepolisian. Dia melaporkan mantan Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir ke Polda Metro Jaya pada 6 Oktober lalu, atas tuduhan penipuan yang berimbas pada keputusan di SEA Games 2019.

Menurut Yon, persoalan tenis meja bisa selesai jika menpora baru yakni Zainudin Amali mengambil alih kepengurusan tersebut.

“Kemenpora berperan penting karena dia adalah Menpora. Dia harus tegas. Jangan dia berpikir PP punya kegiatan, PB punya kegiatan. Saya lebih setuju semua dibekukan, tapi jangan korbankan atlet. Jadi misalnya SEA Games ini langsung ambil alih oleh pemerintah,” kata Yon kepada detikSport, Sabtu (26/10/2019).

“Ini kan tinggal tunggu ketegasan dari yang paling tinggi dari olahraga saja (Menpora). Sekarang siapa yang ambil sikap? KONI? KOI? Mungkin mereka juga tidak bersinergi menurut saya. Jadi lebih baik atasnya (Menpora) ambil sikap, ambil tindakan tegas, bekukan semua,” ujar dia.

Yon mengingatkan bahwa yang paling dirugikan dari kisruh ini adalah para atlet. Ia melihat para pengurus kebanyakan hanya memikirkan ambisi pribadi atau sekelompok orang saja.

“Atlet ini kasian. Pengurus satu dua tahun atau lima tahun bisa jadi. Coba bayangkan untuk menjadi atlet itu dari kecil mengorbankan keluarga, pendidikan, demi sebuah prestasi. Dari prestasi itu juga menjadi jaminan hidup dia,” sambungnya.

“Dulu ada gaji PON, Pengprov, nasional sekarang hilang semua. Lalu bagaimana? Pengurus itu memikirkan pembinaan juga tidak. Mereka ribut saat pemilihan saja. Mohon maaf saya melihat di setiap pengprov, sumber daya manusia olahraganya saja tak mumpuni. Jadi saya baru tahu kenapa olahraga di Indonesia tidak maju karena lebih senang saat pemilihan (kepengurusannya).”

“Pesan saya pribadi, lebih baik dibekukan semua, ambisi-ambisi mereka yang tidak didasari pembinaan kepada atlet. Lalu diambil alih dan dibina. Toh, kami ini tak pernah merasa kita ini (milik) PP atau PB. Kami ini milik Indonesia. Jadi jangan petakan kami,” harap Yon.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY